Bayi Dugong yang beberapa waktu lalu ditemukan terdampar di pesisir pantai Kabupaten Polewali Mandar, akhirnya mati pada Rabu pagi. Penyebab kematian mamalia laut yang lebih dikenal dengan nama duyung itu, diduga akibat gangguan pencernaan.
"Jadi beberapa indikasi-indikasinya, dari hasil temuan ini, mengarah dugaannya, adalah penyebab kematiannya lebih kepada gangguan di saluran pencernaannya," kata dokter hewan dari WWF Indonesia, drh Dwi Suprapti, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu sore (22/09/2021).
Menurut Dwi, gangguan pencernaan pada bayi dugong itu, akibat mengkonsumsi makanan yang belum bisa dicerna.
"Yang seharusnya dia (dugong) belum boleh makan, namun di sini ditemukan keberadaan makanan di saluran pencernaannya," ungkapnya.
Kendati begitu, Dwi mengaku menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian bayi dugong. Bayi dugong itu diperkirakan belum berusia setahun.
"Untuk lebih pastinya lagi, nanti hasil uji laboratorium akan menguatkan apakah itu menjadi faktor utama penyebab kematian bayi dugong itu," katanya.
Pada kesempatan sama, petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Rizal mengungkapkan beberapa hal yang telah dipersiapkan, terkait rencana penanganan bayi dugong itu. Namun sayangnya dugong itu telah mati.
"Sehubungan dengan hal itu, kami telah meminta koordinasi dengan pihak WWF Indonesia dan Im Flying vet, terkait perawatan bayi dugong yang telah kita evakuasi bersama. Ada beberapa agenda dan skenario untuk perawatan ke depannya, termasuk pada saat perilisan," terang Rizal.
(lir/lir)