Gus Khayat angkat bicara terkait aksi penganiayaan terhadap tersangka kasus penistaan agama, Muhammad Kace oleh Irjen Napoleon Bonaparte. Pimpinan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Alif Baa Mantrianom, Bawang, Banjarnegara Jawa Tengah, ini menilai apa yang dilakukan Napoleon melanggar etika keislaman.
Gus Khayat mengatakan, dirinya ikut angkat bicara karena belakangan ini media sosial (medsos) ramai memperbincangkan penganiayaan yang dilakukan Napoleon terhadap M Kace. Dia meminta masyarakat, khususnya umat Islam arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini.
"Kita kembalikan kepada ajaran Islam yakni rahmatan lil alamin, memberikan kerahmatan untuk alam semesta dan seisinya," kata Gus Khayat saat dihubungi wartawan, Rabu (22/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyikapi peristiwa penganiayaan yang dilakukan Napoleon terhadap M Kace, Gus Khayat menilai ini harus dilihat titik permasalahannya. Dia menyebut, tidak seharusnya Napoleon melakukan penganiayaan karena Islam mengajarkan damai, serta mengasihi sesama.
"Setelah saya memahami, membaca dan lain sebagainya, bahwa apa yang dilakukan Pak Napoleon ini tentunya secara Islam adalah melanggar etika-etika keislaman," ujar Gus Khayat.
"Kita betul mencintai Islam, kita betul mencintai Rasulullah, tetapi Islam tidak mengajarkan perilaku yang semaunya sendiri yang radikal. Islam adalah kembali kepada Islam yang cinta dan kasih sayang penuh kedamaian," sambungnya.
Mencintai Islam, lanjut Gus Khayat, harus diterapkan dengan benar. Jangan sampai justru malah berbuat zalim terhadap orang lain.
"Kalau kita salah penerapan dalam kasih sayang, ini adalah perbuatan dzalim dan ketika kita memiliki kekuatan di dalam penerapan yang tidak pas, itu adalah juga perbuatan dzalim," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan eks Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri yang berstatus tahanan di Rutan Bareskrim Polri, Irjen Napoleon Bonaparte menganiaya tersangka kasus penistaan agama, Muhammad Kace. Penganiayaan terjadi di dalam rutan.
Polisi menyebut Irjen Napoleon tak hanya menganiaya, tetapi juga melumuri wajah dan tubuh Kace dengan kotoran manusia yang telah disiapkan.
Irjen Napoleon sendiri sudah buka suara soal kasus ini lewat surat yang disampaikan oleh kuasa hukumnya, Haposan Batubara. Dia mengawali penjelasan soal dirinya yang terlahir dan dibesarkan sebagai seorang muslim.
(hri/fjp)