Master of ceremony (MC) bermama Putu Dessy Fridayanthi tidak diizinkan tampil di acara kementerian oleh protokol Pemerintah Provinsi (Pemprov) karena dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Dessy meminta Gubernur Bali berhenti melakukan diskriminasi terhadap wanita.
"Hentikan diskriminasi kepada kami kaum wanita di Bali. Kami berhak untuk bekerja dan berkarya sesuai profesi kami masing-masing," kata Dessy dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (15/9/2021) malam.
Dessy beralasan dirinya mewakili kaum wanita para pekerja yang profesional di bidangnya. Ia berharap, setelah kejadian ini kaum wanita, khususnya para pekerja event diizinkan untuk membawakan berbagai acara yang dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan (pekerja event wanita) disuruh ngumpet, diposisikan selayaknya sebagai MC yang membawakan acara diatas/samping panggung. Dan tidak lagi di-cancel mendadak karena acara yang akan dibawakan akan dihadiri Gubernur Bali maka MC-nya harus laki-laki," kata Dessy.
Tak hanya itu, Dessy juga berharap kepada Pemprov Bali untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi atas perlakukan kurang menyenangkan yang dialami olehnya. Klarifikasi perlu dilakukan agar tahu alasan yang dijadikan acuan sehingga Dessy harus membawakan acara dari dalam ruangan layaknya tahanan perang.
"Mohon segera direspon oleh pihak Pemprov Bali atau Gubernur Bali langsung," pinta Dessy.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Sebelumnya, Curhat seorang MC yang tidak boleh muncul di panggung dan diperlakukan seperti tahanan di acara yang dihadiri Gubernur Bali viral di media sosial. Curhatan tersebut diunggah oleh Putu Dessy Fridayanthi dalam instastory-nya di akun @ecymcbali.
"23 tahun pengalaman saya sebagai MC, baru kali ini saya diperlakukan layaknya tahanan atau maling yang tidak boleh muncul di panggung," tulisnya dalam unggahan itu seperti dikutip detikcom seizin Dessy, Minggu (12/9/2021).
"Alasannya apa? Karena acara dihadiri oleh Gubernur Bali. Protokol gubernur mengatakan ini perintah @gubernur.bali @kostergubernurbali karena MC-nya cewek, jadi tidak boleh tampil cukup suara saja yang terdengar," imbuh Dessy dalam unggahannya itu.
Bahkan dalam acara tersebut, Dessy tidak diperbolehkan untuk berdiri di belakang tamu undangan untuk membawakan acara. Ia diharuskan untuk membawa acara dari ruangan khusus agar tidak terlihat dan dijaga ketat oleh protokol Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
"Bahkan untuk berdiri dari belakang tamu undangan pun saya tidak boleh, ruangan tempat saya berbicara ini pintu keluarnya dijaga oleh salah satu protokol @pemprov_bali agar saya jangan sampai keluar," tulis Dessy.
Pihak Pemprov Bali hingga saat ini memang belum memberikan keterangan resmi berkaitan dengan adanya MC tak boleh tampil di acara Gubernur Bali. Padahal Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali I Wayan Budiasa sempay mengatakan peristiwa tersebut sudah sampai ke pimpinan dan akan ada penjelasan dari satu pintu.
"Informasi sudah sampai di pimpinan. Nanti katanya satu pintu keluar untuk respon itu. Ten (tidak dari biro protokol yang menjelaskan). Satu pintu nanti," jelasnya saat dihubungi detikcom, Minggu (12/9).