Polisi mengungkap pembobolan ATM modus skimming yang melibatkan WN Rusia dan Belanda serta seorang pria WNI. Polisi menyebut sindikat ini mendapatkan data nasabah dari sebuah akun dari aplikasi Telegram dengan username 'Tokyo 1880'.
"Modusnya mereka menggunakan blank card yang sudah diisi data nasabah yang dia dapat dari link di atasnya melalui Tokyo 1880, ini yang DPO. Tapi kami sudah ketahui identitasnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Ketiga pelaku ini mencuri data nasabah dengan sebuah alat canggih bernama deep skimmer. Alat itu biasanya ditempel di mesin ATM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat tersebut nantinya bakal mengambil data kartu ATM nasabah. Data tersebut akan dimasukkan ke dalam blank card atau kartu kosong yang telah disiapkan oleh pelaku.
"Apabila sudah dipindahkan kemudian diserahkan ke pelaku ini untuk mengambil di ATM. Rata-rata ATM ada di Bekasi dan Jakarta yang sudah ditentukan oleh si pengendali yang DPO," terang Yusri.
Peran 3 Tersangka
Ketiga pelaku ialah Vladimir Kasarski (WN Rusia), Nikolay Georgiev (WN Belanda), dan Rudy Wahyu (WNI). Peran 2 WNA adalah melakukan transaksi dengan menggunakan kartu kosong tadi.
Sementara tersangka RW yang merupakan warga negara Indonesia berperan menjadi pemegang rekening penampung. Nantinya tiap uang nasabah yang telah dikuras dikirim ke rekening yang dipegang RW.
"Barang bukti sudah kami amankan, termasuk RW saat digeledah kami temukan 900 lebih blank card yang ada. Tugas RW dua, dia sebagai rekening penampung dan punya blank card sebagai pengambil dan yang mentransfer berdasarkan suruhan seseorang yang sekarang DPO inisial A yang dikenal di Salemba karena dia residivis narkoba," terang Yusri.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tonton juga Video: Raup Miliaran dari Pembobolan ATM, WN Belanda & Rusia Diciduk Polisi