Cerita MC Wanita Usai Dilarang Tampil di Acara Koster: Ngintip dari Ventilasi

Cerita MC Wanita Usai Dilarang Tampil di Acara Koster: Ngintip dari Ventilasi

Sui Suadnyana - detikNews
Minggu, 12 Sep 2021 17:24 WIB
Ilustrasi wanita memakai kaus.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/LightFieldStudios)
Denpasar -

Master of ceremony (MC) wanita di Bali mengeluh karena sering batal tampil bila acara dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Dia mengaku kondisi ini sudah mulai terjadi sekitar tiga tahun lalu.

"Jadi ini sebenarnya sejak beliau menjabat, tiga tahun lalu, kan beliau sering kan harus menghadiri acara-acara. Nah ini tiba-tiba itu mulai deh sekali-kali gitu saya di-cancel," kata salah satu master of ceremony (MC) dari Bali Putu Dessy Fridayanthi saat dihubungi detikcom, Minggu (12/9/2021).

Pembicaraan mengenai MC wanita batal tampil saat acara dihadiri Gubernur Bali ramai setelah Dessy melupakan keluh-kesahnya tak diizinkan tampil di panggung oleh protokol Gubernur Bali. Keluh-kesah Dessy yang ia utarakan melalui sosial media itu pun viral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MC Acara Kementerian

Salah satu kisah menjadi MC itu diceritakan Dessy pada saat hendak mengisi acara kementerian di Pulau Dewata. Acara saat itu dihadiri langsung oleh satu menteri Kabinet Indonesia Maju.

"Pak menteri datang, karena beliau yang akan meresmikan tempat tersebut, karena mendukung program kementerian," kata Dessy.

ADVERTISEMENT

Dessy menegaskan bahwa dalam acara itu sebenarnya Gubernur Bali Wayan Koster hanya mendampingi menteri. Ia tidak ikut memberikan sambutan.

"Dan u know what, gubernur sebenarnya cuma mendampingi, dia tidak ada sambutan, dia tidak ada ikut tanda tangan, tidak ada ikut press conference, tidak ikut apa-apa sebenarnya, cuma nganter doang," tutur Dessy.

Dessy menuturkan dirinya sebenarnya sudah mengontak event organizer kegiatan tersebut sehari sebelumnya. Ia menanyakan apakah boleh tampil di acara yang dihadiri oleh Gubernur Bali.

"Mas, boleh nggak saya nge-MC, biar saya nggak pocol (rugi), udah saya ke sana, sudah dandan saya cantik-cantik (nantinya) cancel," kata dia menirukan ucapannya kepada pihak EO.

Saat ditanya, pihak EO mengatakan bahwa Dessy bisa membawakan acara tersebut. Bahkan, pihak EO menyatakan bahwa protokol Gubernur Bali sedang rapat di tempat. Pihak EO pun langsung meminta Dessy datang ke lokasi keesokan harinya pukul 10.00 Wita untuk geladi.

"Pas geladi sama protokol kementerian, sama protokol gubernur fine. Pada saat itu ada protokol gubernur, melihat saya geladi, mendengar saya berbicara, bahkan saya dihampiri oleh salah satunya. Saat itu tidak ada meng-cut, tidak ada menyuruh saya tidak boleh keluar, tidak ada, aman waktu itu," terang Dessy.

Sesudah selesai geladi, ternyata acara kementerian tersebut dimajukan sekitar satu jam. Karena itu, Dessy langsung masuk ke ruang sekretariat untuk mengganti baju dan persiapan lainnya.

Namun tiba-tiba saat dirinya mau keluar untuk standby di lokasi, tiba-tiba pintu dijaga protokol Gubernur Bali dan tidak mengizinkan Dessy keluar. Pihak EO pun memohon maaf kepada Dessy yang tak bisa tampil di panggung, tetapi diminta membawakan acara dari dalam ruangan.

"Mbak Ecy mohon maaf ini, dari arahan protokol gubernur, Mbak Ecy dari dalam saja MC-nya. Ya Mbak Ecy endak boleh keluar, katanya ndak boleh kelihatan MC-nya," kata pihak EO tersebut seperti yang diceritakan Dessy.

Mendengar hal tersebut, Dessy merasa tidak terima. Ia pun memprotes permintaan protokol Gubernur Bali yang memintanya agar membawakan acara dari dalam ruangan.

"Tadi saya geladi kok ndak diapa-apain, nggak dikasi tahu. Sekarang giliran selesai, dandan, sudah rapi, mau keluar, terus saya nggak boleh," kata Dessy.

Bawa Acara Ngintip dari Ventilasi

Saat itu, tutur Dessy, pihak protokol dari kementerian memohon kepada protokol Gubernur Bali agar Dessy bisa tampil di panggung. Paling tidak, Dessy bisa berada di belakang tamu undangan sehingga bisa melihat suasana acara.

Kedua protokol ini sempat berdebat mengenai masalah tersebut. Namun, protokol Gubernur Bali tetap bersikeras agar Dessy tidak terlihat di acara tersebut dan meminta agar membawakan acara dari dalam ruangan.

"Akhirnya acara dimulai, saya enggak dikasi tahu ngomong apa, ya udah saya inisiatif lepas sepatu saya naik kursi supaya saya bisa nengok ke luar sana. Karena jendela kan tertutup sama backdrop-backdrop tinggi itu. Kalau ndak naik kursi ndak kelihatan. Ya udah saya akhirnya ngintip dari ventilasi," jelas Dessy.

Tonton video Sosok jago matematika Indonesia yang mendunia di bawah ini:

[Gambas:Video 20detik]






Ngaku Pengisi Acara Wanita Sering Dibatalkan

Dessy menuturkan, sejak kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster, pekerja wanita seperti MC, penyanyi, penari, dan sebagainya, sering dibatalkan oleh client/event organizer (EO). Bahkan pembatalan bisa diterima pekerja event wanita sehari atau beberapa menit sebelum acara dimulai.

Alasan pembatalan dilakukan karena Gubernur Bali Wayan Koster akan hadir di acara dan tidak diperbolehkan ada pengisi acara wanita. Dessy pun tampak geram akan adanya peristiwa itu.

"Saya kebetulan memang MC yang kayaknya lebih cenderung ke acara formal dan ke acara pemerintahan. Maka ketika ada acara-acara penting ya biasaya client panggilnya saya buat nge-MC. Banyak kok chat dari klien, 'maaf Mbak Ecy nggak jadi ya soalnya Pak Gub datang, jadi atas perintah protokol gubernur MC-nya dari mereka'," terang Dessy.

Desssy mengatakan pembatalan tampil di suatu acara terlebih secara mendadak tentu sangat memberatkan. Selain karena telah menyiapkan segala sesuatunya, pekerja event secara otomatis tidak dibayar.

"Jadi sering kali seperti itu, padahal kita sudah mem-block waktu kita, bahkan kita mungkin sudah meng-cancel acara lain, mengkhususkan agar besok kita bisa secara profesional, menyanggupi apa yang sudah kita deal di awal, (tapi) akhirnya cancel," terangnya.

Tak hanya itu, pekerja event yang sudah deal dengan event organizer biasanya tidak menyanggupi tawaran dari pihak lain yang mengadakan acara di jam yang sama. Karena tidak jadi tampil di suatu acara yang sudah deal, secara otomatis pekerja event tidak mendapatkan satu job pun.

"Dan ini berulang terus. Habis itu masuk pandemi kan, kita tahulah kita malah tidak boleh ada event, jadi begitu sekali (atau) dua kali ada event buat kita para pekerja event, itu kayak lagi di padang gurun, terus nemu sebotol air, kan happy ya, paling nggak bisa menghilangkan dahaga gitu," kata dia.

"Tapi tiba-tiba sudah mempersiapkan segala sesuatunya, kan harus sesuaiin dress code, habis itu sudah dikasi script buat dipelajari, lagi-lagi cancel, soalnya ini konfirmasi gubernur hadir, jadi cancel," imbuh Dessy.

Kekesalan Dessy memuncak saat acara peletakan batu pertama proyek perlindungan kawasan suci Pura Besakih. Awalnya, Dessy yang akan membawakan acara pada waktu itu, tapi tiba-tiba di-cancel semalam sebelum kegiatan oleh pihak event organizer.

Alasan pembatalannya sama, yakni protokol Gubernur Bali tak mengizinkan adanya MC wanita. Bahkan protokol Gubernur Bali langsung menghubungi protokol kementerian agar tidak memakai MC wanita.

"Dari situ saya sudah mau meledak itu, cuma ditahan-tahan sama ibu saya. Coba dipikir, ndak masuk akal kali masak protokol gubernur memohon kepada protokol menteri agar MC-nya dari mereka saja atas perintah gubernur," tuturnya

"Akhirnya protokol gubernur lah itu yang mengatur semua, padahal itu projeknya kementerian. EO-nya dari kementerian tapi yang mengatur protokol gubernur," imbuh Dessy.

Dessy mengatakan, dirinya sebenarnya tidak menyalahkan para protokol Gubernur Bali karena mereka bekerja atas perintah atasan sehingga tidak mungkin berinisiatif sendiri. Sebab mereka harus menjaga nama baik atasan.

Sementara itu, Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali I Wayan Budiasa mengatakan, terkait pelurusan soal peristiwa tersebut sudah sampai ke pimpinan. Nantinya akan ada penjelasan dari satu pintu.

"Informasi sudah sampai di pimpinan. Nanti katanya satu pintu keluar untuk respons itu. Ten (tidak dari biro protokol yang menjelaskan). Satu pintu nanti," jelasnya saat dihubungi detikcom, Minggu (12/9).

Halaman 2 dari 3
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads