Santri di Sumsel Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Polisi Periksa CCTV

Santri di Sumsel Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Polisi Periksa CCTV

Prima Syahbana - detikNews
Kamis, 09 Sep 2021 09:49 WIB
Ilustrasi garis polisi
Ilustrasi (Ari Saputra/detikcom)
Palembang -

Kasus tewasnya seorang santri inisial K (13) di Prabumulih, Sumatera Selatan, terus diselidiki polisi. Polisi menyebut K diduga dianiaya oleh kakak kelasnya.

"Pelakunya diduga anak di bawah umur juga, kakak kelas korban," ungkap Kapolres Prabumulih AKBP Siswandi ketika dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (9/9/2021).

Siswandi mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki terkait penyebab tewasnya santri K. Dalam kasus ini, polisi lebih ekstra dalam mengambil langkah. Sebab, kata Siswandi, korban dan terduga pelaku merupakan anak di bawah umur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyebab validnya masih kita dalami. Karena apa, karena ini kan perlu perlakuan khusus. Kan, anak di bawah umur ya. Kita kan lihat psikologi anaknya juga, psikologi dari keluarganya juga," kata mantan Kasat Narkoba Polrestabes Palembang itu.

Pihak pondok pesantren, kata dia, sampai sejauh ini kooperatif dalam memberikan keterangan, termasuk memberikan bukti rekaman CCTV di ponpes tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pihak pesantren kooperatif semua, ada rekaman CCTV juga. Di rekaman CCTV nanti bisa kita lihat apakah ada indikasi mereka pukul atau terjadinya penganiayaan," jelasnya.

Sebelumnya, santri K (14) dikabarkan tewas dengan penuh luka lebam di sekujur tubuh setelah dua hari menjalani perawatan di rumah sakit. Keluarga korban minta keadilan dengan menempuh jalur hukum.

"Memang benar, laporan seorang ibu yang melaporkan anaknya meninggal dunia sudah kita terima," kata Kasat Reskrim Polres Prabumulih AKP Jalili saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (8/9/2021).

Berdasarkan keterangan ibu korban, kata Jalili, K sudah keluar dari ponpes tersebut sejak 20 Agustus lalu. Dia mengembuskan napas terakhir pada Senin (6/9) setelah menjalani perawatan selama dua hari di rumah sakit.

"Dari keterangan ibu korban, anaknya itu sudah keluar pesantren sejak 20 Agustus lalu, dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit," terangnya.

"Saat ini kita masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab meninggalnya korban, seperti mengumpulkan barang bukti dan memeriksa saksi-saksi. Keluarga korban kita mintai keterangan, pihak pesantren juga kita mintai keterangan," jelas AKP Jalili.

Simak juga 'Pihak Ponpes Buka Suara soal Ustaznya yang Viral Pukuli Santri':

[Gambas:Video 20detik]



(knv/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads