Warga negara (WN) Afghanistan pencari suaka yang sempat ditertibkan kini kembali ke Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka gigih bertahan minta diberangkatkan ke negara tujuan.
Mereka kembali mendirikan tenda di trotoar jalan. Pantauan pagi tadi, terlihat ada enam tenda yang sudah berdiri di trotoar. Tenda ini didirikan sejak kemarin, tak lama setelah para pencari suaka itu dibawa ke pengungsian.
Setidaknya ada 15 WN Afghanistan yang kembali mengungsi di kawasan Kebon Sirih, beberapa di antaranya anak-anak. Namun tak semuanya menggunakan tenda. Ada juga pencari suaka yang tidur di depan kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dengan beralaskan karpet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pencari suaka, Mehran (24), mengaku tak gentar meski kerap diusir dari kawasan Kebon Sirih. Dia mengatakan akan terus melakukan protes hingga bisa diungsikan ke 'negara ketiga'.
Sebagai informasi, 'negara ketiga' yang dimaksud ialah penerima pencari suaka yang meratifikasi Konvensi PBB mengenai Status Pengungsi Tahun 1951 dan Protokol mengenai Status Pengungsi 31 Januari 1967. Indonesia bukan termasuk negara yang meratifikasi konvensi dan protokol itu, melainkan hanya menampung sementara para pencari suaka. Namun, 'sementara' tidaklah singkat. Mereka bisa begitu lama menunggu untuk diberangkatkan ke negara tujuan.
"Iya kami terus lanjutkan protes karena kami tidak bisa terus menunggu UNHCR saja, kami harus menunggu sampai kapan?" ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Sementara itu, Korimuddin dan kedua putrinya sebelumnya tinggal di dalam tenda di sisi jalan RT 2 RW 3 Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Namun, kata dia, tenda dan barang-barang mereka dibawa aparat saat penertiban pada Senin (6/9).
"Hanya ada baju beberapa sempat saya sembunyikan. Barang-barang semua dibawa," ujarnya.
Kasatpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan berkoordinasi dengan UNHCR untuk menertibkan para pencari suaka ini. Dia mengatakan bolak-balik pencari suaka ini bukan yang pertama kali.
"Mereka itu kan berurusan dengan UNHCR. Kalau kita tertibkan harusnya ya ada penyelesaian juga, solusinya apa. Makanya semuanya harusnya terlibat bagaimana terkait ini, karena capek juga kalau ditertibkan kemudian balik lagi," kata Kasatpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan.
"Sudah sering ditertibkan tapi balik lagi, sehingga ini harus kita tangani bersama. Karena kalau kita tertibkan kemudian balik lagi ya akan begitu terus. Makanya lebih baik bicarakan juga ke UNHCR," ujarnya.