Komnas HAM Kritik Dalih 'Candai Teman Berbaju Rapi' Terlapor Pelecehan di KPI

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 07 Sep 2021 09:43 WIB
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (Karin/detikcom)
Jakarta -

Pihak EO dan RD, membantah tuduhan pelecehan seks dan perundungan sesama pria pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Mereka berdalih perundungan terhadap korban itu cuma bercanda karena 'berbaju rapi'. Komnas HAM mengatakan apapun alasannya, peristiwa itu merusak nilai kemanusiaan.

"Namun secara nyata peristiwa tersebut terjadi. Apa pun alasannya, peristiwa itu merusak nilai kemanusiaan, merendahkan martabat manusia," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).

Choirul mendorong polisi untuk menyelesaikan kasus itu secara tuntas. Dia meminta polisi bekerja profesional baik sisi penegakan hukum ataupun skema pemulihan korban.

"Secara hukum biar polisi, jaksa dan hakim yang akan memutuskan terkait motivasi," ujarnya.

"Kami meminta polisi untuk bekerja profesional dan segera membawa ke tahap penegakan hukum berikutnya. Termasuk di dalamnya skema pemulihan korban," lanjut Anam.

Pihak Terlapor Bantah Adanya Pelecehan Seks Pegawai KPI

Pihak EO dan RD, membantah tuduhan pelecehan seks dan perundungan sesama pria pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Terlapor berdalih perundungan terhadap korban cuma bercanda saja.

"Itu hanya hal-hal yang sifatnya menurut lingkungan pergaulan mereka biasa sehari-hari. Nyolek-nyolek sesama laki-laki. Kebetulan pelapor ini kan berpakaian rapi selalu, bajunya dimasukin sering dicandain ditarik tiba-tiba bajunya. Kaya 'rapih amat lu', gitu-gitu aja," ujar pengacara RD dan EO, Tegar Putuhena, saat dihubungi, Senin (6/9/2021).

Tegar mengatakan kliennya membantah terlibat dalam dugaan pelecehan dan perundungan seperti yang dilaporkan korban. Dua kliennya, kata Tegar, bahkan tidak yakin adanya peristiwa yang dilaporkan korban tersebut.

"(Klien saya) bingung karena yang dituduhkan sudah coba diingat-ingat itu nggak ada peristiwa itu sampai sevulgar yang ada di rilis sampai ditelanjangi, bahkan mohon maaf dicoret-coret kemaluannya," ujar Tegar.

Tegar menambahkan, tindakan yang disebutnya bercanda itu pun kerap direspons balik oleh pelapor.

"Dan juga bukan sepihak bahkan pelapor pun juga balik melakukan. Jadi mereka ini biasa nggak ada respons berlebihan," terang Tegar.

Simak video 'Beda Pandangan Pengacara Korban Pelecehan dan KPI soal Pemeriksaan Internal'




(eva/fjp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork