Antara Fakta Kunjungan Jokowi dan Cekcok Ketua DPRD Kuningan-Warga

Round-Up

Antara Fakta Kunjungan Jokowi dan Cekcok Ketua DPRD Kuningan-Warga

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Sep 2021 06:43 WIB
Pesantren Husnul Khotimah Kuningan
Pesantren Husnul Khotimah Kuningan (Foto: Bima Bagaskara)
Jakarta -

Batalnya kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pondok Pesantren Husnul Khotimah menuai kekecewaan. Istana lantas memberikan penjelasan.

Beredar Chat Ketua DPRD Kuningan

Kunjungan kerja Jokowi ke Kuningan ini ramai dibahas lagi setelah pesan singkat Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy beredar. Dalam pesan yang screenshot-nya beredar luas itu, Nuzul Rachdy menyatakan telah berhasil membatalkan kunjungan Presiden Jokowi ke salah satu pondok pesantren di Kuningan.

"Atas perjuangan kita akhirnya kunjungan Presiden Jokowi BATAL berkunjung ke Pondok Pesantren HUSNUL KHOTIMAH dan kunjungannya dialihkan ke Pondok Pesantren MIFTAHUL JANAH Ciloa yang bermazhab sama dengan kita AHLI SUNAH WALJAMAH. Takbir," tulis isi pesan Nuzul seperti dilihat detikcom, Minggu (5/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah secara diam-diam dua hari ini saya berkomunikasi terus dengan stafnya Gus Yaqut (Kementerian Agama)," sambungnya.

Belum diketahui persis kepada siapa Nuzul mengirimkan pesan tersebut. Yang pasti, akibat beredarnya chat itu, kegaduhan kembali terjadi. Seorang warga bernama Atang diketahui terlibat cekcok dengan Nuzul di gedung DPRD Kuningan. Keduanya bahkan hampir terlibat adu jotos.

ADVERTISEMENT

Videonya pun ikut beredar luas bersamaan dengan isi pesan Nuzul Rachdy. Diketahui cekcok itu terjadi pada Jumat (3/9/2021) kemarin tepatnya di ruang kerja Nuzul Rachdy.

Saat itu Atang mendatangi gedung DPRD Kuningan untuk menanyakan maksud dari pesan yang diduga ditulis dan dikirim oleh Nuzul Rachdy karena pesan tersebut dianggap telah menyudutkan Ponpes Husnul Khotimah.

Untungnya cekcok antara Atang dan Nuzul bisa segera diredam oleh beberapa anggota DPRD yang berada di lokasi, seperti Ketua BK Toto Taufikurohman dan Wakil Ketua Dede Ismail.

Saat dimintai konfirmasi, Atang mengaku kedatangannya saat itu bukanlah untuk mencari keributan, melainkan hanya ingin mengklarifikasi soal hasil tangkapan layar pesan WA Nuzul Rachdy yang seolah-olah menyatakan telah menggagalkan kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.

"Chat itu terkesan bahwa pesantren yang digagalkan tersebut bukan bermazhab Ahlu Sunnah, kalau ternyata tidak benar itu jangan sampai mengarah ke fitnah. Saya datang bukan untuk mencari ribut," ujar Atang via pesan singkat.

Ia pun menjelaskan alasan dirinya mendatangi Nuzul hanya untuk mengklarifikasi isi chat yang beredar tersebut. Kata Atang chat yang sudah beredar itu dapat mengganggu kondusivitas di Kuningan.

"Kenapa saya harus mengklarifikasi? Karena ini sudah menyebar dan sangat mengancam kondusivitas di Kuningan yang sangat sensitif dengan masalah sara. Jadi kedatangan saya secara baik-baik adalah untuk mengklarifikasi," katanya.

Simak juga 'Jokowi Resmikan Bendungan Kuningan, Kang Emil: Hidupi Petani Lebih Banyak':

[Gambas:Video 20detik]



Penjelasan Istana

Istana memberikan penjelasan terkait batalnya Presiden Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan beralih mendatangi pondok pesantren lain. Istana mengatakan pengalihan itu menyesuaikan dengan rute kunjungan kerja Jokowi.

"Ya itu hanya karena menyesuaikan waktu dan rute saja," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Minggu (5/9).

Heru mengatakan penyesuaian rute ini mempertimbangkan waktu yang terbatas. Heru menepis pembatalan kunjungan Jokowi dikarenakan pemahaman tertentu.

"Karena titik kunker ada 5 lokasi kan sedangkan waktu terbatas," ujar Heru.

Ponpes Husnul Khotimah Sebut Kena Prank

Ponpes Husnul Khotimah buka suara terkait batalnya kunjungan Presiden Jokowi. Pihak ponpes juga merespons beredarnya tangkapan layar pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy yang menyatakan telah berhasil membatalkan kunjungan Presiden Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.

KH Achidin Noor pembina Yayasan Ponpes Husnul Khotimah mengatakan pihaknya merasa kena prank soal rencana kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah yang akhirnya batal.

"Saya mah kena prank, Husnul di-prank," kata KH. Achidin saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (5/9/2021).

KH Achidin menjelaskan cerita awal rencana kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah, sebelum akhirnya batal dan pindah ke Ponpes Miftahul Falah Cilos. Beberapa hari menjelang kedatangan Jokowi ke Kuningan, pihaknya mendapat informasi dan dikirim rundown.

"Kronologisnya begini jadi hari Kamis sebelum kunjungan ada berita beliau (Jokowi) mau ke sini, kita dikirimi rundownnya. Terus beberapa hari kemudian mulai banyak pejabat ke sini melihat persiapan," jelasnya.

Setelah mendapat informasi soal kedatangan presiden, Ponpes Husnul Khotimah kemudian langsung melakukan berbagai persiapan dan berkordinasi dengan pihak terkait.

Hingga satu hari jelang kedatangan Jokowi ke Kuningan tepatnya Senin 30 Agustus, segala persiapan mulai dari pemasangan tenda hingga pendataan santri yang bakal mendapat vaksinasi sudah dilakukan.

"Persiapan kami waktu itu tenda sudah terpasang dari BIN itu langsung dari Jakarta, kemudian sterilisasi ruang-ruang di sini segala macam dan pendataan santri yang mau divaksin itu kan 3 hari 3 malam, kerjanya siang malam itu pendataan karena santri kan banyak yang belum punya KTP," ungkapnya.

Namun pada hari H tepatnya Selasa 31 Agustus 2021 yang mana Jokowi dijadwalkan meninjau vaksinasi di Ponpes Husnul Khotimah, Achidin mengaku tidak mendapat informasi pasti sama sekali jika rencana kunjungan tersebut batal.

"Enggak ada kabar enggak jadi, itu enggak ada, informasinya cuma ditambah rute ke Ciloa aja dan ternyata pejabat itu ke sana semua. Nah pas hari H sudah jelas, pagi-pagi dari BIN ada minta saya untuk ikut gladi bersih, saya tanya jadi enggak ke sini tapi enggak ada informasi juga sampai akhirnya enggak datang," ujarnya.

Achidin mengomentari penjelasan Istana terkait batalnya Presiden Jokowi berkunjung ke Husnul Khotimah. Istana beralasan pengalihan itu menyesuaikan dengan rute kunjungan kerja Jokowi.

"Jalannya tuh sama, kalau ke kita belok ke kanan, itu (Ponpes Miftahul Falah) belok kiri, beda 5 KM. Jadi kalau alasan mempersingkat justru malah memperpanjang. Statemen dari Istana sudah baca saya, menurut saya enggak masuk akal," tegasnya.

Halaman 3 dari 2
(knv/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads