Pengakuan Warga yang Cekcok dengan Ketua DPRD Kuningan Gegara Chat Kunjungan Jokowi

Pengakuan Warga yang Cekcok dengan Ketua DPRD Kuningan Gegara Chat Kunjungan Jokowi

Bima Bagaskara - detikNews
Minggu, 05 Sep 2021 16:11 WIB
Chat ketua DPRD Kuningan soal pembatalan kunjungan Presiden ke Husnul Khotimah
Saat Atang dan Nuzul Rachdi cekcok/Foto: Istimewa
Kuningan -

Atang (46) warga Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan terlibat cekcok dengan Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy. Cekcok keduanya terjadi gegara isi chat yang diduga dikirim oleh Nuzul di sebuah grup whatsapp.

Dalam chat yang screenshotnya beredar itu, diduga Nuzul mengirim pesan yang isinya menyatakan jika batalnya kunjungan Presiden Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah adalah hasil komunikasi Nuzul denganKemenag.

Seperti diketahui pada Selasa 31 Agustus 2021 kemarin, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kuningan. Saat itu Jokowi dijadwalkan akan meninjau pelaksanaan vaksinasi di Ponpes Husnul Khotimah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun entah apa penyebabnya, kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah dibatalkan dan dialihkan ke Ponpes Miftahul Falah Ciloa.

Kepada detikcom, Atang mengaku awalnya hanya ingin meminta klarifikasi terkait isi chat yang diduga dikirim oleh Nuzul tersebut. Namun kata dia, jawaban yang diberikan Nuzul saat Ia mendatangi gedung DPRD tidak jelas.

ADVERTISEMENT

"Saya awalnya konfirmasi melalui chat wa ke beliau (Nuzul) langsung tapi pertanyaan saya itu tidak dijawab. Akhirnya saya mendatangi gedung dewan hari Jumat kemarin. Saat itu dia tidak memberikan jawaban yang jelas dan pada akhirnya saya sedikit emosi karena sikap beliau yang tidak menyenangkan bagi saya," kata Atang di rumahnya, Minggu (5/9/2021).

Meski begitu Atang menyimpulkan, dari cekcok yang terjadi Nuzul secara tidak langsung mengakui telah mengirim pesan sesuai dengan screenshot chat WA yang beredar.

"Akhirnya ramailah di situ dengan adanya cekcok dengan ketua dewan. Pada intinya dia sudah mengakui walaupun secara tidak langsung bahwa chat WA itu beliau yang kirim," tegasnya.

Ia sendiri menjelaskan alasannya mempermasalahkan isi chat WA Nuzul Rachdy yang beredar luas di masyarakat. Menurutnya isi chat terkait batalnya kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah bisa menimbulkan fitnah dan benturan di masyarakat.

"Kenapa saya mempermasalahkan hal itu, pertama Husnul Khotimah sudah mempersiapkan kedatangan Jokowi itu secara besar-besaran, namanya mau menyambut orang nomor 1 kan ya," jelas Atang.

Foto persiapan Ponpes Husnul Khotimah untuk menyambut Presiden Jokowi juga menyebar, seperti tenda yang sudah dibangun.

"Kemudian ada bahasa alhamdulillah kita berhasil memindahkan sehingga Presiden tidak jadi ke Husnul, isi chat-nya itu. Kemudian ada bahasa lagi yang bisa menimbulkan fitnah dan benturan antar sesama umat muslim," lanjutnya.

Masih kata Atang, dirinya pertama kali mendapat screenshot chat Nuzul Rachdy pada Kamis 2 September 2021. Pada saat itu juga banyak pihak yang mempertanyakan batalnya kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.

"Dapat informasi soal chat itu berawal dari batalnya kunjungan Presiden itu, masyarakat bertanya-tanya apa sebabnya. Lalu hari Kamis itu ramai di grup beredar screenshot chat begitu, siapa yang screenshot maupun itu di grup mana saya juga tidak tahu," ujarnya.

Hingga saat ini Nuzul Rachdy sendiri masih belum memberikan komentar apapun soal insiden cekcok dengan Atang maupun penjelasan mengenai screenshot chat yang beredar.

"Beliau belum bisa ditemui atau di telepon, saya juga sudah coba," tutup Atang.

Simak juga 'Jokowi Resmikan Bendungan Kuningan, Kang Emil: Hidupi Petani Lebih Banyak':

[Gambas:Video 20detik]



(ern/err)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads