Istana memberikan penjelasan terkait batalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan beralih mendatangi pondok pesantren lain. Istana mengatakan pengalihan itu menyesuaikan dengan rute kunjungan kerja Jokowi.
"Ya itu hanya karena menyesuaikan waktu dan rute saja," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).
Heru mengatakan penyesuaian rute ini mempertimbangkan waktu yang terbatas. Heru menepis pembatalan kunjungan Jokowi dikarenakan pemahaman tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena titik kunker ada 5 lokasi kan sedangkan waktu terbatas," ujar Heru.
Perihal kunker Jokowi di Kuningan ini menuai perhatian setelah pesan singkat Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy beredar. Dalam pesan yang screenshot-nya beredar luas itu, Nuzul Rachdy menyatakan telah berhasil membatalkan kunjungan Presiden Jokowi ke salah satu pondok pesantren di Kuningan.
"Atas perjuangan kita akhirnya kunjungan Presiden Jokowi BATAL berkunjung ke Pondok Pesantren HUSNUL KHOTIMAH dan kunjungannya dialihkan ke Pondok Pesantren MIFTAHUL JANAH Ciloa yang bermazhab sama dengan kita AHLI SUNAH WALJAMAH. Takbir," tulis isi pesan Nuzul seperti dilihat detikcom, Minggu (5/9).
"Alhamdulillah secara diam-diam dua hari ini saya berkomunikasi terus dengan stafnya Gus Yaqut (Kementerian Agama)," sambungnya.
Belum diketahui persis kepada siapa Nuzul mengirimkan pesan tersebut. Yang pasti, akibat beredarnya chat itu, kegaduhan kembali terjadi. Seorang warga bernama Atang diketahui terlibat cekcok dengan Nuzul di gedung DPRD Kuningan. Keduanya bahkan hampir terlibat adu jotos.
Videonya pun ikut beredar luas bersamaan dengan isi pesan Nuzul Rachdy. Diketahui cekcok itu terjadi pada Jumat (3/9/2021) kemarin tepatnya di ruang kerja Nuzul Rachdy.
Saat itu Atang mendatangi gedung DPRD Kuningan untuk menanyakan maksud dari pesan yang diduga ditulis dan dikirim oleh Nuzul Rachdy karena pesan tersebut dianggap telah menyudutkan Ponpes Husnul Khotimah.
Untungnya cekcok antara Atang dan Nuzul bisa segera diredam oleh beberapa anggota DPRD yang berada di lokasi, seperti Ketua BK Toto Taufikurohman dan Wakil Ketua Dede Ismail.
Saat dimintai konfirmasi, Atang mengaku kedatangannya saat itu bukanlah untuk mencari keributan, melainkan hanya ingin mengklarifikasi soal hasil tangkapan layar pesan WA Nuzul Rachdy yang seolah-olah menyatakan telah menggagalkan kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.
"Chat itu terkesan bahwa pesantren yang digagalkan tersebut bukan bermazhab Ahlu Sunnah, kalau ternyata tidak benar itu jangan sampai mengarah ke fitnah. Saya datang bukan untuk mencari ribut," ujar Atang via pesan singkat.
Ia pun menjelaskan alasan dirinya mendatangi Nuzul hanya untuk mengklarifikasi isi chat yang beredar tersebut. Kata Atang chat yang sudah beredar itu dapat mengganggu kondusivitas di Kuningan.
"Kenapa saya harus mengklarifikasi? Karena ini sudah menyebar dan sangat mengancam kondusivitas di Kuningan yang sangat sensitif dengan masalah sara. Jadi kedatangan saya secara baik-baik adalah untuk mengklarifikasi," katanya.
Simak juga 'Jokowi Resmikan Bendungan Kuningan, Kang Emil: Hidupi Petani Lebih Banyak':