Sunblast Coffee Shop kini hadir di Bali, tepatnya di Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Grand opening coffee shop tersebut dilaksanakan pada Sabtu (4/9/2021) mulai sekitar pukul 08.00 Wita.
Grand opening dihadiri oleh pemerhati usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Denpasar, Ida Ayu Selly Fajarini (Selly Mantra). Dengan hadirnya coffee shop ini, warga di Pulau Dewata kini bisa menikmati sensasi nongkrong tanpa takut kemahalan.
"Saya juga suka nongkrong, saya jadi ingin menargetkan masyarakat lokal Bali itu bisa nongkrong tanpa tempat yang terlalu mahal menunya," kata owner Sunblast Coffee Shop Juan Nuansa Daffa kepada detikcom, Sabtu (4/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juan mengatakan kedai kopi saat ini kebanyakan mengincar konsumen bule. Namun Sunblast Coffee Shop lebih mengutamakan lebih mengutamakan warga lokal.
![]() |
"Kalau di tempat lain, kebanyakan bule incernya. Kalau saya lebih ke lokalnya agar masyarakat Bali lokal bisa nongkrong juga nyobain kopi yang belum pernah dirasakan sebelumnya," terangnya.
Selain warga lokal, Sunblast Coffee Shop juga mengincar para mahasiswa yang suka mengerjakan tugas sembari nongkrong. Juan mengatakan telah menyiapkan Wi-Fi sehingga mereka mengakses internet tanpa batas.
"Kita mengincar mahasiswa-mahasiswa yang ngerjain tugas, sudah disediakan fasilitas Wi-Fi juga. Jadi dengan harga yang murah mungkin mengundang mahasiswa yang ingin nongkrong, kerja kelompok atau sekadar cuma main-main ngumpul di sini juga boleh," kata dia.
Juan menuturkan nekat membuka coffee shop di tengah pandemi COVID-19. Hal itu guna menunjukkan bahwa bukan akhir dari segalanya.
"Kita masih bisa buka kafe tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Ini juga sebagai memotivasi buat anak-anak muda di Indonesia untuk lebih berani mengeksplor bakatnya lebih dalam lagi," paparnya.
Setiap mereka yang datang ke Sunblast Coffee Shop diwajibkan mencuci tangan, pengecekan suhu tubuh, dan diberi hand sanitizer. Saat di dalam, mereka diwajibkan memakai masker kecuali pada saat mau makan dan minum.
Juan berharap pandemi COVID-19 bisa segera berakhir dan situasi bisa berjalan normal sehingga ekonomi masyarakat bisa tumbuh. Karena itu, ia mengajak warga mematuhi protokol kesehatan (prokes).
"Harapan saya masa pandemi seperti ini tentunya lebih cepat pulih saja keadaan, baik-baik saja (dan) semuanya cepat berlalu. Masyarakat juga tetap mematuhi protokol dan semua ini bisa selesai," imbuhnya.
Pemerhati UMKM Kota Denpasar, Ida Ayu Selly Fajarini, mengatakan pandemi COVID-19 memang sangat berdampak, terutama di Bali. Terlebih Pulau Dewata selama ini mengandalkan sektor pariwisata.
![]() |
"Jadi pandemi ini sangat berdampak sekali di bidang pariwisata, khususnya UKM juga. Dan kebetulan saya juga mempunyai latar belakang pariwisata, jadi merasakan sekali dampak pandemi ini," terangnya.
Menurut Selly, pemerintah bersama masyarakat harus bersama-sama bangkit lagi. Sebab, kedua komponen ini harus bekerja sama karena pemerintah tidak bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat.
"Jadi yang saya inginkan dari masyarakat adalah kembali lagi kesadaran diri kita kemudian kita tidak melupakan prokes atau aturan-aturan yang berlaku di Bali khususnya," pinta Selly.
Selly menuturkan pandemi COVID-19 memang menyebabkan banyak pelaku UMKM menyerah. Meski begitu, ada pula yang berhasil menumbuhkan ide-ide baru dan meningkatkan kreativitas serta inovasi.
![]() |
Mantan Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Denpasar itu melihat saat ini banyak sekali berdiri kafe yang dimiliki oleh anak-anak muda. Kedai ini mempunyai ciri khas tersendiri.
"Ini juga sangat membanggakan, jadi kafe-kafe dikelola anak muda dengan desain bangunan yang minimalis, mempunyai ciri khas sendiri, kemudian varian makanan, kopi khususnya, itu di Bali khususnya, di Denpasar, itu sangat banyak dan sangat berat perkembangannya," kata dia.
(bar/jbr)