Prajurit TNI yang gugur diserang di Maybrat, Papua Barat, Praka Muhammad Dirhamsyah, rutin menelepon ibunya di Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia ingin membawa anak istrinya agar bisa berkumpul dengan keluarga orang tuanya di Pangkep.
"Iya (sering menelepon) nanti kalau bulan 12 (istri-anak) saya bawa ke sini, nanti ngumpul-ngumpul sama adiknya. Karena adiknya kan dinas di Surabaya. Jadinya ngumpul lagi di sini, nanti saya bawakan cucu itu yang sering diungkap," ucap ayah Praka Dirham, Abdul Wakit, kepada wartawan di rumah duka di Jalan Andi Caco Timur, Pangkep, Jumat (3/9/2021).
Menurut Abdul, istri dan anak Praka Dirham selama ini tinggal di Kota Gorontalo karena sang prajurit pernah bertugas di sana. Oleh karena itu, Praka Dirham disebut kerap menelepon orang tuanya soal rencana pulang ke Pangkep bersama anak-istrinya.
"Istrinya sudah ada di Pangkep sebelumnya di Gorontalo. Dulu tugasnya di Gorontalo sejak tahun 2013," katanya.
Firasat Ibunda Sebelum Praka Dirham Gugur
Menurut Abdul, sebagai ayah, dia tidak merasakan firasat akan kematian putra sulungnya itu. Namun dia menyebut istrinya atau ibunda Praka Dirham sempat tidak bisa tidur pada malam sebelum putranya gugur.
"Iya (ada firasat), nggak bisa tidur, kemarin jam setengah sembilan sampai pagi," ucap Abdul.
Menurut Abdul, Praka Dirham memang lebih dekat dengan ibunya. Hal itu terjadi sejak Praka Dirham kecil.
"Jadi dia dekat sama mamanya. Sejak kecil keluhan-keluhan sama mamanya," katanya.
Ayah kenang sosok Praka Dirham. Simak di halaman selanjutnya
(hmw/isa)