Proyek Jalan Non-tol Bali Utara-Selatan Dilanjutkan, Fokus di 4 Titik

Proyek Jalan Non-tol Bali Utara-Selatan Dilanjutkan, Fokus di 4 Titik

Sui Suadnyana - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 13:31 WIB
Proyek jalan non tol utara-selatan Bali. (dok. Istimewa)
Proyek jalan non-tol utara-selatan Bali. (Foto: dok. Istimewa)
Denpasar -

Pembangunan jalan pintas non-tol utara-selatan Bali atau jalan baru batas Kota Singaraja-Mengwitani dilanjutkan. Kali ini pembangunan jalan pintas tersebut menyasar empat titik, yakni 7A, 7B, 7C, 8 dan rest area.

Pembangunan ruas jalan titik 7A, 7B, 7C dengan panjang 601 meter serta titik 8 sepanjang 1.564 meter. Panjang total jalan 1.404 meter dan panjang total jembatan 160 meter. Ground breaking 4 titik jalan serta rest area atau anjung pandang ini akan dilaksanakan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

"Bapak Gubernur berkomitmen untuk menyelesaikan shortcut Singaraja-Mengwitani ini meski di tengah pandemi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bali Nusakti Yasa Weda dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (1/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari APBN semuanya masih sesuai dengan rencana, tidak ada yang batal atau dipotong. Jadi semua akan terus jalan. Pemprov Bali juga telah menuntaskan biaya pembebasan lahannya," imbuhnya.

Nusakti menuturkan latar belakang dibangunnya shortcut pada titik 7A, 7B, dan 7C adalah kondisi jalan existing terdapat tikungan pendek. Jari-jari tikungan jalan existing juga kecil dengan kelandaian lebih dari 10 persen sehingga kecepatan kendaraan hanya 20 km/jam.

ADVERTISEMENT

Dengan dilanjutkannya proyek ini, diharapkan dapat mengurangi kelokan dan kemiringan jalan. Dengan begitu, struktur jalan menjadi lebih landai dan mempersingkat waktu perjalanan dari Denpasar ke Singaraja maupun sebaliknya.

Adapun skema pembiayaan dengan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) murni maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan rencana biaya digabung dengan shortcut titik 8 senilai Rp 145.568.901.000 dengan multi years contract.

Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengerjakan detail engineering design (DED) serta melakukan pembebasan lahan untuk titik 7A, 7B, 7C, 7D, 7E, 8 dengan luas 11,970 hektare. Biaya pembebasan mencapai Rp 83.731.405.598, yang saat ini telah tuntas dibayarkan.

Pada proyek ini juga akan di bangun rest area atau anjung pandang dan Monumen Ki Barak Panji Sakti sebagai ikon. Luas area taman dan parkir 2.158 meter persegi dan luas bangunan 180,3 meter persegi dengan perkiraan biaya mencapai Rp 4.171.904.431,67.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diungkapkan Nusakti, pembuatan rest area atau anjung pandang ini berawal dari kunjungan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di lokasi pembangunan jalan baru titik 3, 4, 5, dan 6. Saat itu Basuki meminta agar dibangun view point (rest area).

Sesuai keputusan bersama antara Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, untuk patung yang akan dipasang pada lokasi anjung pandang nantinya adalah patung Ki Barak Panji Sakti.

"Ki Barak Panji Sakti merupakan tokoh seorang raja yang menjadi kebanggaan warga Buleleng karena tokoh tersebut terkenal arif, bijaksana, dan sangat merakyat dalam memimpin kerajaannya. Konsep patung dari Ki Barak Panji Sakti adalah menghadap ke arah barat bersama ayahnya yang menunjukkan daerah kekuasaan beliau yang terlihat pada tanah Blambangan (Banyuwangi)," jelas Nusakti.

Anjung pandang ini nantinya bisa menjadi destinasi pariwasata yang baru. Ke depannya akan diintegrasikan dengan konsep rest area pada area sekitar anjung pandang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Nusakti mengatakan pembangunan shortcut atau jalan baru ini menjadi salah satu upaya Kementerian PUPR mendukung pemulihan sektor pariwisata Bali, khususnya di wilayah Bali bagian utara, seperti Kabupaten Buleleng. Wilayah itu memiliki potensi pariwisata yang diharapkan dapat terus berkembang.

"Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR, tetap memberikan prioritas anggaran untuk pembangunan serta pengembangan infrastruktur di Bali meski saat ini tengah menghadapi pandemi COVID-19," kata dia

"Saya pastikan semua rencana proyek infrastruktur strategis di Bali akan tetap berjalan seperti halnya shortcut atau jalan baru batas Kota Singaraja-Mengwitani, Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, serta pembangunan pelindungan Kawasan Suci Pura Besakih di Karangasem," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads