Wakil Dubes Afghanistan: Taliban Cuma Perangi Pasukan AS

Blak-blakan Qais Barakzai

Wakil Dubes Afghanistan: Taliban Cuma Perangi Pasukan AS

Deden Gunawan - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 06:46 WIB
Jakarta -

Selama 20 tahun terakhir, fokus serangan atau sasaran utama kelompok Taliban adalah pasukan Amerika Serikat dan tentara pemerintah Afghanistan. Mereka tidak menyerang langsung warga sipil seperti yang dilakukan kelompok ISIS Khorasan dengan mengebom bandara di Kabul dan menewaskan seratusan warga sipil.

Taliban menilai AS sebagai penjajah karena telah menggulingkan mereka dari tampuk kekuasaan yang telah dijalani pada 1996-2001. Sedangkan tentara dan pemerintah Afghanistan dianggap sebagai 'Boneka AS'.

"Tak ada laporan resmi soal kemungkinan terjadi aksi-aksi kekerasan terhadap warga sipil oleh kelompok Taliban. Tapi memang sempat terjadi chaos dan beberapa insiden lainnya, termasuk penangkapan dan pembunuhan beberapa pejabat dan mantan pejabat. Tapi itu sifatnya lebih motif personal ketimbang tindakan sistematis resmi dari Taliban," papar Wakil Dubes Republik Islam Afghanistan Qais Barakzai kepada Tim Blak-blakan detikcom, Selasa (31/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menegaskan sejauh yang diketahuinya sebelum ini, kelompok Taliban tidak pernah menyerang para penyanyi/musisi maupun masyarakat sipil yang terkait langsung dengan aparat pemerintahan di Afghanistan. Karena itu, kabar bahwa penyanyi Fawad Andarabi telah dibunuh oleh kelompok Taliban belum mendapatkan konfirmasi resmi dari Kabul apakah benar dilakukan oleh Taliban atau bukan. Qais Barakzai pribadi berharap kabar itu tidak benar. Sebab, bila justru benar, hal itu akan sangat merusak kredibilitas Taliban di mata dunia.

"Saya berharap Taliban mematuhi janjinya untuk memberikan amnesti kepada artis atau pelaku seni dan mudah-mudahan ini bukan tindakan terhadap kebebasan dalam berkesenian dan berekspresi," kata Qais Barakzai.

ADVERTISEMENT


Sejak menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu, Taliban telah menyatakan akan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan menghargai hak-hak kaum perempuan di Afghanistan. Sikap ini juga bagian dari kesepakatan atau persetujuan yang ditanda tangani di Doha, Qatar, alias 'Doha Agreement'. Qais Barakzai berharap Taliban memenuhi janji yang pernah mereka buat. Karena itu, bila ada para pejabat dan mantan pejabat yang ditangkap, sebaiknya segera dibebaskan sebagai wujud amnesti dan rekonsiliasi.

Diplomat lulusan Mysore University, Karnataka, India, itu juga berharap kemungkinan terjadinya perang saudara antara Kelompok Taliban dan pasukan pemerintah dan mereka yang anti-Taliban di bawah komando Ahmad Masoud dapat dihindari. Sebab, rakyat Afghanistan telah lelah berperang selama lebih dari 40 tahun. "Saat ini mereka masih bernegosiasi untuk mencegah terjadinya perang saudara," ujar Qais Barakzai.

Pada bagian lain, dia menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas peran aktif mewujudkan upaya damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan sejak 2017. Sebagai negara demokrasi dengan penduduk muslim mayoritas, kata Qais Barakzai, Indonesia patut menjadi rujukan bagi Afghanistan dalam menatap masa depan.

(jat/jat)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads