Pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangan di trotoar sepanjang Jl Raya Bogor, tepatnya di depan Pasar Induk Kramat Jati, sempat ditawari pindah lapak. Lapak baru tersebut berada di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Jadi ada solusi, pertama kita tawarkan adalah lokasi binaan, loksem (lokasi sementara), di situ ada kurang-lebih 100 kios (yang sudah pindah)," ujar Komandan Polisi Pamong Praja (Manpol) Ciracas Endharwanto kepada detikcom di trotoar Pasar Induk Kramat Jati, Selasa (31/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun, lanjutnya, para pedagang mengeluhkan lokasi binaan yang jaraknya cukup jauh dari tempat mereka mengambil barang dagangan, sekitar 1,5 km. Terlebih, mereka tidak memiliki kendaraan.
Memang sebagian besar PKL berjualan buah-buahan yang diambil dari Pasar Induk Kramat Jati.
"Akhirnya kita berusaha sementara sampai ada kebijakan lebih lanjut. Jadi penggunaan trotoar di jangka waktu tertentu, di atas jam 5 (sore) itu yang bisa diambil. Untuk mobil buah, itu sudah sama sekali nggak boleh meskipun malam. Kalau ada, kita derek," kata Endar.
Endar mengaku sempat berbincang dengan pihak Pasar Induk Kramat Jati agar para PKL dapat berjualan di sana. Namun kondisi pasar sendiri sudah penuh oleh pedagang lain.
Di sisi lain, Kasatgas Pol PP Kelurahan Rambutan Bronson Sitompul mengatakan pengawasan trotoar di area Pasar Induk Kramat Jati sudah dilakukan secara rutin baik pagi maupun malam.
"Ini kita lakukan tiap hari, kita ada pengimbauan, pagi jam 09.00-12.00 WIB, siang jam 14.00-16.00 WIB, gabungan dengan kecamatan untuk pengimbauan juga. Lalu kita juga pengawasan rutin malam jam 20.00 WIB lebih ke penekanan prokes, tidak berkerumun, pakai masker," jelas Bronson.
![]() |
Adapun kondisi trotoar depan Pasar Induk Kramat Jati yang penuh oleh PKL sudah terjadi sejak lama. Kepala Satpol PP Jakarta Budhy Novian mengatakan ada sedikit toleransi bagi PKL di trotoar. Selama belum ada tempat relokasi, mereka boleh berdagang saat malam hari tanpa mengganggu lalu lintas jalan.
"Relokasi belum menemukan tempat, pada saat itu kita penjagaan sampe 10 malam selama satu bulan juga (PKL) teriak menolak. Mereka kesulitan. Karena kalau tidak berdagang juga, bagaimana. Keahlian hanya berdagang," ucap Budhy, Senin (30/8).
(aik/aik)