Duduk Perkara TNI Vs Warga Buleleng Buntut Kepala Dandim Ditempeleng

Round-Up

Duduk Perkara TNI Vs Warga Buleleng Buntut Kepala Dandim Ditempeleng

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 25 Agu 2021 08:06 WIB
Sebuah video menampilkan beberapa orang berseragam TNI yang memukul remaja viral di medsos. (Screenshot video viral)
Sebuah video menampilkan beberapa orang berseragam TNI yang memukul remaja viral di medsos. (Screenshot video viral)
Jakarta -

Video yang merekam aksi anggota TNI memukul warga di Buleleng viral di media sosial. Duduk perkara masalah ini bermula dari Kepala Dandim yang ditempeleng.

Peristiwa itu terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Dua remaja itu dihajar anggota TNI lantaran sempat memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang. Setelah remaja tersebut memukul Dandim, anggota TNI yang lain spontan menghajar keduanya.

Dandim Buleleng Letkol Muhammad Windra mengatakan peristiwa itu terjadi tiba-tiba. Dia mengatakan informasi di medsos hanya sepotong alias tidak utuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepala saya dipukul dari belakang, kemudian saya bingung siapa yang mukul saya, nah saat itulah anggota yang ada di kanan-kiri saya langsung spontan, karena dia tahu, dipukullah orang itu (oleh anggota). Jadi yang di Instagram itu hanya sepotong dari versi mereka saja," terang Letkol Windra saat dihubungi detikcom, Senin (23/8/2021).

Windra mengatakan kejadian tersebut bermula saat pihaknya melakukan swab test antigen di desa tersebut. Swab test antigen dilakukan karena sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan 2 orang meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

Swab dilakukan untuk keperluan tracing. Sebelum kejadian pemukulan. sudah ada sebanyak 104 orang yang di-swab test antigen dan diperoleh 4 orang positif Corona.

Menurut Windra, swab test antigen dilakukan dengan menjaring orang yang lalu-lalang di jalanan. Hal itu dilakukan karena warga di sana tidak mau di-testing dan tracing.

"Maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaring warga yang lalu-lalang di jalan. Mereka diarahkan untuk dilaksanakan testing acak untuk antigen," terangnya.

Saat petugas menjaring warga, datanglah pengendara sepeda motor dengan orang anak remaja yang masih berstatus mahasiswa. Mereka diarahkan oleh petugas gabungan untuk di-rapid test antigen.

"Cuma anak ini dia tidak mau, kemudian dia melarikan diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas kami dan langsung kabur dengan cara sporadis. Kemudian setelah itu dia balik lagi kemudian dia (berkata) 'ngapain kalian menghalangi-halangi jalan saya'. Penyampaiannya begitu sehingga anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan," terangnya.

Dia mengatakan kedua remaja tersebut merupakan mahasiswa. Pihak keluarga pun menolak remaja tersebut dites rapid antigen.

"Masih mahasiswa ini, meronta-ronta dan melawan dan berkata yang kurang baik sehingga kami dudukkan dia. Bapaknya juga datang, kemudian saya dekati untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kita antigen dulu. Tapi kemudian bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang," imbuhnya.

Saat itulah kemudian tiba-tiba salah satu pemuda tersebut memukul kepala Dandim dari belakang. Akibatnya, anggota TNI yang lain secara spontan langsung menghajar yang bersangkutan.

Warga Diminta Tak Lihat Video Cuma Sepotong

Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia meminta peristiwa viral TNI menghajar warga karena kepala Dandim dipukul dilihat secara utuh. Sebab, viral TNI memukul warga hanya menampilkan sepenggal peristiwa.

"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," kata Mayor Arm Ida Bagus dilansir dari Antara, Selasa (24/8/2021).

Ia meminta warga perlu mengetahui dengan pasti penyebab awal kejadian, sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral tersebut.

Akibat insiden tersebut, pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa dihentikan sementara waktu.

Simak video 'Kronologi TNI Hajar Warga Buleleng, Dipicu Kepala Dandim Dipukul':

[Gambas:Video 20detik]



Warga Lapor ke Komnas HAM

Warga yang dihajar TNI itu sempat berencana melaporkan kejadian tersebut. Laporan atas kejadian itu ditujukan ke polisi hingga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Iya rencana mau melapor (ke polisi), masih dirunding sama keluarga," kata salah satu warga yang dihajar berinisial DI saat dihubungi, Selasa (24/8/2021).

"Saya melapor juga ke Komnas HAM agar ditindaklanjuti. Saya sudah koordinasi dengan keluarga saya," imbuhnya.

Akibat kejadian tersebut, DI sudah melakukan visum et repertum dan ditemukan luka di leher, jidat, dan kaki. DI mengaku juga punggungnya terasa sakit.

DI menuturkan, pihaknya sempat melakukan mediasi dengan Dandim 1606/Buleleng seusai kejadian di lokasi. Saat mediasi, Dandim 1606/Buleleng mengatakan bahwa tidak akan melaporkan karena sudah menjadi bagian dari risiko tugas.

"Harapan saya untuk oknum oknum yang sudah memukul saya cuma kesalahan saya tidak pakai masker, sampai dipukul, agar ditindaklanjuti lah," pintanya

"Pihak desa (juga) tidak terima, karena Dandim-nya arogan, marah-marah, dia tuh memberikan penjelasan kepada masyarakat bukan secara halus, tapi secara galak. Marah-marah," terangnya.

DI (24) menepis dia memukul Komandan Kodim (Dandim) 1606/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto. Dia mengaku tak melawan aparat TNI.

"Tidak ada (pemukulan kepada Dandim), orang saya tidak melawan. Saya di bawah, duduk," kata dia saat dihubungi, Selasa (24/8).

Berujung Damai

Namun akhirnya kasus ini berujung damai. Lewat mediasi, warga menerima untuk berdamai dan pihak Kodim Buleleng meminta maaf.

"Hasil mediasi berjalan lancar, masyarakat sudah menerima perdamaian, dari pihak Kodim juga sudah minta maaf. Ke depan tidak ada lagi permasalahan lebih lanjut," kata Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto kepada wartawan, Selasa (24/8/2021).

Kericuhan itu terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Insiden tersebut terekam kamera warga yang ada di lokasi kejadian hingga kemudian viral di media sosial.

Kasus anggota TNI menghajar warga karena dipicu kepala Dandim/1606 Buleleng dipukul berakhir damai. Lewat mediasi, warga dan pihak Kodim saling meminta maaf. (dok Polres Buleleng)Kasus anggota TNI menghajar warga karena dipicu kepala Dandim/1606 Buleleng dipukul berakhir damai. Lewat mediasi, warga dan pihak Kodim saling meminta maaf. (Dok. Polres Buleleng)

Dandim Akan Cabut Laporan

Andrian mengatakan Dandim 1606/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto juga akan mencabut laporannya kepada warga di Polres Buleleng. Laporan nantinya dicabut setelah ada penandatanganan surat perdamaian.

Namun Andrian belum bisa memastikan kapan penandatanganan surat perdamaian itu dilakukan. Dia hanya mengatakan bahwa hal itu akan dilakukan sesegera mungkin.

"Sesegera mungkin, sedang kita konsep. Kita konsep, ya intinya poin perdamaian saling meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Ke depan tidak akan lagi terjadi perselisihan paham," terangnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads