Video yang merekam aksi anggota TNI memukul warga di Buleleng viral di media sosial. Duduk perkara masalah ini bermula dari Kepala Dandim yang ditempeleng.
Peristiwa itu terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Dua remaja itu dihajar anggota TNI lantaran sempat memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang. Setelah remaja tersebut memukul Dandim, anggota TNI yang lain spontan menghajar keduanya.
Dandim Buleleng Letkol Muhammad Windra mengatakan peristiwa itu terjadi tiba-tiba. Dia mengatakan informasi di medsos hanya sepotong alias tidak utuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala saya dipukul dari belakang, kemudian saya bingung siapa yang mukul saya, nah saat itulah anggota yang ada di kanan-kiri saya langsung spontan, karena dia tahu, dipukullah orang itu (oleh anggota). Jadi yang di Instagram itu hanya sepotong dari versi mereka saja," terang Letkol Windra saat dihubungi detikcom, Senin (23/8/2021).
Windra mengatakan kejadian tersebut bermula saat pihaknya melakukan swab test antigen di desa tersebut. Swab test antigen dilakukan karena sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan 2 orang meninggal dunia.
Swab dilakukan untuk keperluan tracing. Sebelum kejadian pemukulan. sudah ada sebanyak 104 orang yang di-swab test antigen dan diperoleh 4 orang positif Corona.
Menurut Windra, swab test antigen dilakukan dengan menjaring orang yang lalu-lalang di jalanan. Hal itu dilakukan karena warga di sana tidak mau di-testing dan tracing.
"Maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaring warga yang lalu-lalang di jalan. Mereka diarahkan untuk dilaksanakan testing acak untuk antigen," terangnya.
Saat petugas menjaring warga, datanglah pengendara sepeda motor dengan orang anak remaja yang masih berstatus mahasiswa. Mereka diarahkan oleh petugas gabungan untuk di-rapid test antigen.
"Cuma anak ini dia tidak mau, kemudian dia melarikan diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas kami dan langsung kabur dengan cara sporadis. Kemudian setelah itu dia balik lagi kemudian dia (berkata) 'ngapain kalian menghalangi-halangi jalan saya'. Penyampaiannya begitu sehingga anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan," terangnya.
Dia mengatakan kedua remaja tersebut merupakan mahasiswa. Pihak keluarga pun menolak remaja tersebut dites rapid antigen.
"Masih mahasiswa ini, meronta-ronta dan melawan dan berkata yang kurang baik sehingga kami dudukkan dia. Bapaknya juga datang, kemudian saya dekati untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kita antigen dulu. Tapi kemudian bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang," imbuhnya.
Saat itulah kemudian tiba-tiba salah satu pemuda tersebut memukul kepala Dandim dari belakang. Akibatnya, anggota TNI yang lain secara spontan langsung menghajar yang bersangkutan.
Warga Diminta Tak Lihat Video Cuma Sepotong
Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia meminta peristiwa viral TNI menghajar warga karena kepala Dandim dipukul dilihat secara utuh. Sebab, viral TNI memukul warga hanya menampilkan sepenggal peristiwa.
"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," kata Mayor Arm Ida Bagus dilansir dari Antara, Selasa (24/8/2021).
Ia meminta warga perlu mengetahui dengan pasti penyebab awal kejadian, sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral tersebut.
Akibat insiden tersebut, pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa dihentikan sementara waktu.
Simak video 'Kronologi TNI Hajar Warga Buleleng, Dipicu Kepala Dandim Dipukul':