Sorotan soal Murahnya Tes PCR India hingga Perintah Jokowi Turunkan Harga

Sorotan soal Murahnya Tes PCR India hingga Perintah Jokowi Turunkan Harga

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 15 Agu 2021 14:55 WIB
Ketersediaan tes dan pelacakan (tracing) Covid-19 di masyarakat sangat penting dalam menanggulangi pandemi. Kini layanan drive thru COVID hadir di tiga provinsi. Bandung salah satunya.
Tes PCR di RI lebih mahal daripada di India. (dok. IntibiosLab)
Jakarta -

Harga tes polymerase chain reaction (PCR) di Indonesia menjadi sorotan usai India menetapkan harga PCR sebesar Rp 96 ribu saja. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya meminta agar harga PCR diturunkan di kisaran Rp 450-550 ribu.

Mulanya, seperti dilansir dari India Today, Kamis (12/8/2021), harga tes PCR di India disebut semakin lebih murah setelah pemerintah menurunkan harga tes untuk mendeteksi virus Corona itu. Harga tes PCR di India turun dari 800 rupee atau sekitar Rp 150 ribu menjadi 500 rupee atau Rp 96 ribu berdasarkan kurs hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya untuk melakukan tes PCR di rumah pun cukup murah. Pasca-penurunan, harga tes PCR dengan layanan di rumah sebesar 700 rupee atau sekira Rp 135 ribu.

ADVERTISEMENT

Demikian pula tes antigen cepat. Tes antigen cepat di India saat ini seharga 300 rupee atau sekira Rp 58 ribu.

Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal dalam akun Twitter-nya juga menyampaikan penurunan tarif tes PCR. Arvind turut mengunggah dokumen yang menunjukkan tarif tes PCR untuk laboratorium atau rumah sakit swasta menjadi 500 rupee, sedangkan untuk laboratorium pemerintah menjadi 300 rupee.

"Pemerintah Delhi secara drastis mengurangi tarif tes Corona. Ini akan membantu orang biasa," ujar Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal melalui Twitter.

Ternyata kabar murahnya tes PCR di India itu bukan omong kosong belaka. Moh Agoes Aufiya, mahasiswa asal Indonesia yang saat ini mengenyam pendidikan S3 di Jawaharlal Nehru University, New Delhi, membenarkan kabar itu. Agoes mengungkapkan harga tes PCR di India hanya berkisar Rp 100 ribu. Angka tersebut jika menggunakan kurs Rp 200 per rupee.

Agoes pun sudah memiliki pengalaman tes PCR di India. Namun kala itu tes yang diikutinya gratis dari pemerintah India. Menariknya, kata Agoes, meski gratis, hasil tes yang dia lakukan keluar dalam jangka waktu tak lebih dari 24 jam.

"Saya dari awal COVID-19 sampai sekarang baru sekali tes RT-PCR dan itu saya lakukan gratis melalui pemerintah India. Pada saat itu saya berjalan di Metro Station, di stasiun MRT. Nah, di situ diadakan tes gratis. Dan itu gratis dengan hasilnya kurang dari 24 jam, dan itu RT-PCR," ungkap dia.

Pengakuan serupa disampaikan eks Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga. Tjandra mengungkap, pada November 2020, Pemerintah Kota New Delhi menetapkan harga baru yang jauh lebih rendah, hanya 1.200 rupee atau Rp 240 ribu, turun separuhnya dari yang dia bayar pada September 2020. Pada November 2020, masih kata dia, tarif PCR adalah 800 rupee saja (Rp 160 ribu) untuk pemeriksaan di laboratorium dan RS swasta.

Tanggapan Kemenkes

Perihal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sempat mengatakan akan kembali berkonsultasi dengan stakeholders-nya. Kemenkes mengaku bersikap terbuka atas masukan positif.

"Tentunya Kemkes sangat terbuka untuk masukan positif. Kami akan berkonsultasi dengan berbagai pihak yang terkait, dari penyedia, distributor, lab swasta, dan juga auditor," kata juru bicara vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada detikcom, Sabtu (14/8/2021).

Komisi IX DPR RI Minta Turun Harga

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PKB Nihayatul Wafiroh mengaku setuju bila harga tes PCR diturunkan. Dia pun menilai harga tes PCR di Indonesia terbilang mahal.

"Harga PCR kita masih sangat mahal PCR kita, jadi saya sepakat PCR diturunkan," kata Nihayatul kepada detikcom, Jumat (13/8).

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI lainnya, Charles Honoris, juga menyoroti perbedaan harga tes PCR yang jauh dibanding India. Dia menilai harga tes PCR di RI saat ini memberatkan.

"Tentunya kita berharap masyarakat Indonesia juga bisa mendapatkan fasilitas uji swab PCR dengan harga yang terjangkau seperti di India. Saat ini harga uji swab PCR dirasa memberatkan bagi banyak orang. Perbandingan harganya juga jauh sekali antara India dan Indonesia," ujar Charles kepada detikcom.

YLKI Desak Biaya Pokok-Keuntungan dari Tes PCR Dibuka

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah transparan soal penetapan biaya pokok tes PCR. Tak hanya soal biaya pokok, YLKI juga meminta keterbukaan soal keuntungannya yang didapat Pemerintah dari tes PCR.

"Harus transparan berapa sebenarnya biaya pokok tes PCR, berikut keuntungan yang wajar, termasuk untuk biaya tenaga medis dan lain-lain," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi kepada detikcom, Sabtu (14/8/2021).

Selain itu, YLKI mendesak pemerintah melakukan audit harga. Tujuannya, sambung Tulus, agar didapatkan harga yang transparan, akuntabel, dan fair.

"Sehingga harga tes PCR bisa lebih terjangkau oleh konsumen," jelasnya.

Saran Epidemiolog

Terkait hal ini, pakar epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan butuh banyak faktor untuk menurunkan harga PCR. Dia menyarankan RI memaksimalkan penggunaan swab antigen untuk pelacakan kasus COVID-19.

"Jadi sekarang jangan mempermasalahkan PCR mahal, tapi rapid test juga udah bisa kok. Banyak yang murah, murah banget, banyak yang akurat, yang terbaru, jangan yang lama-lama. Itu yang digunakan sekarang, dan itu juga sesuai rekomendasi WHO. Kalau PCR-nya nggak bisa turun-turun, ya udah untuk konfirmasi doang carilah rapid test antigen yang murah dan akurat, dan banyak sekarang," kata Dicky kepada wartawan, Kamis (12/8/2021).

Dicky menyebut ada beberapa faktor yang mengakibatkan harga PCR itu lebih mahal. Seperti biaya pajak dan biaya administrasi ketika dilakukan tes PCR di laboratorium hingga rumah sakit.

Jokowi Minta Harga Tes PCR Diturunkan

Usai melalui polemik ini, Jokowi akhirnya meminta agar biaya tes PCR di kisaran Rp 450-550 ribu.

"Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000," kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Minggu (15/8/2021).

Jokowi mengatakan, dalam menangani COVID-19, memperbanyak testing atau pemeriksaan adalah salah satu caranya. Salah satu cara untuk memperbanyak testing, menurutnya, adalah menurunkan harga tes PCR.

"Salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads