PAN Santai Elektabilitasnya di Survei Nasakom: Dibuat Lucu Saja

PAN Santai Elektabilitasnya di Survei Nasakom: Dibuat Lucu Saja

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 13 Agu 2021 16:45 WIB
Sekretaris Fraksi PAN DPR Yandri Susanto bersama sejumlah anggota DPR dari Fraksi PAN seperti Viva Yoga Mauladi, Daeng Mohamad, dan H Bakri menggelar jumpa pers di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/1/2018). Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) meluruskan pernyataan ketua umum mereka, Zulkifli Hasan terkait pembahasan isu Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender atau LGBT di DPR yang jadi sorotan. PAN menyebut memang tidak ada pembahasan RUU LGBT di DPR.
Viva Yoga Mauladi (kemeja oranye). (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) berdasarkan survei Charta Politika hanya 1,7 persen. PAN mengaku tidak kaget lagi dengan hasil survei seperti yang didapatkan Charta Politika.

"Dalam menilai hasil dari lembaga survei, PAN sekarang sudah tidak kaget, tidak panik, dan bahkan terkesan dibuat lucu saja," kata juru bicara (jubir) PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).

Menurut Viva, sejak 2004 elektabilitas PAN berdasarkan survei selalu berada di kisaran 1-2 persen saja. Namun, saat pemilu, perolehan suara PAN justru 500 persen lebih banyak dibandingkan survei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski PAN masif membuat program dan kegiatan masyarakat, tetapi ketika disurvei hasilnya selalu konstan, menjadi 'partai nasakom', partai yang nasibnya satu koma saja, ha-ha-ha...," sebut Viva Yoga.

"Kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei tersebut, sejak Pemilu 2004 PAN seharusnya tidak lolos parliamentary threshold. Kenyataannya, hasil perolehan suara PAN di pemilu ternyata berbeda 500 persen dengan hasil survei," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Viva Yoga kemudian menjabarkan perolehan suara PAN di Pemilu 2004 hingga 2019. Perolehan suara PAN selalu berada di 6 persen.

"Di Pemilu 2004 PAN memperoleh suara nasional sebesar 6,44 persen, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen. Jadi ada perbedaan sebesar 500 persen antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU," papar Viva Yoga.

Lebih lanjut Viva Yoga balik mempertanyakan mengapa hasil survei justru berbeda signifikan dengan perolehan suara sebenarnya dalam pemilu. PAN pun beberapa kali menanyakan hal tersebut ke lembaga survei terkait, namun selalu tidak mendapatkan penjelasan yang rasional dan ilmiah.

"Salah satu alasan para surveyor ketika kami menanyakan mengapa hasil survei selalu berbeda dengan hasil pemilu, mereka menjawab, 'karena yang berperan penting adalah pergerakan para caleg PAN sehingga hasil pemilu berbeda dengan hasil survei'," sebut Viva Yoga.

"Beberapa kali 'hasil survei aneh bin ajaib untuk PAN' kita tanyakan kepada surveyor. Tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara rasional, saintifik, dan ilmiah," terangnya.

Namun PAN tetap mengapresiasi yang dilakukan Charta Politika. PAN menyebut hasil survei Charta Politika memperkaya informasi dalam merumuskan rencana kebijakan untuk pemenangan Pemilu 2024.

PAN sendiri secara rutin dan berkala melakukan survei dengan menggandeng lembaga independen untuk memprediksi berbagai hal, mulai elektabilitas, prioritas program, dan lain-lain yang dibutuhkan. Menurut Viva Yoga, hasil survei internal PAN sejak 2004 memang selalu berbeda dengan lembaga survei seperti Charta Politika.

"PAN sampai saat ini masih terus melaksanakan program-program kemanusiaan dengan vaksinasi, pemberian obat dan vitamin, serta pembagian sembako," pungkas Viva Yoga.

Baca hasil survei Charta Politika di halaman berikutnya.

Simak video 'Gelar Munajat Akbar Serentak, PAN Pecahkan Rekor MURI':

[Gambas:Video 20detik]



Seperti diketahui, hasil survei Charta Politika menyatakan elektabilitas PDIP tertinggi di antara partai-partai lain. Dari sejumlah partai, ada dua yang mengalami peningkatan elektabilitas, yakni Gerindra dan Demokrat (PD).

Survei Charta Politika ini dilakukan tatap muka dengan metode multistage random sampling pada periode 12-20 Juli 2021. Jumlah responden dalam survei ini 1.200 orang dari seluruh wilayah Indonesia, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut elektabilitas partai berdasarkan survei Charta Politika:

PDIP: 22,8 persen
Gerindra: 17,5 persen
PKB: 9,4 persen
PKS: 6,8 persen
Demokrat: 6,6 persen
Golkar: 6,6 persen
NasDem: 4,8 persen
PPP: 2,3 persen
PAN: 1,7 persen
PSI: 1,2 persen
Perindo: 0,7 persen
Partai Gelora: 0,3 persen
Partai Hanura: 0,3 persen
Partai Ummat: 0,2 persen
PKPI: 0,1 persen
PBB: 0,1 persen
Partai Berkarya: 0,1 persen
Tidak tahu/tidak jawab: 0,1 persen

Halaman 2 dari 2
(zak/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads