Denting piano 'In a Javanese Village' membuka konser daring bertajuk 'Diplomacy through the Arts & Humor'.
Alunan musik sederhana yang menggambarkan suasana pedesaan di Jawa itu dipilih pianis sekaligus komposer Ananda Sukarlan sebagai pembuka konser 'Tribute to Gus Dur'. Konser itu untuk memberikan penghormatan kepada Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang memang erat dengan seni dan humor.
"Mengapa saya memainkan karya yang sangat sederhana dan mudah ini? Karena kita ingin fokus pada kesederhanaan hari ini," kata Ananda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konser yang dipersembahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, Ananda dan beberapa musikus menampilkan karakter Gus Dur, yang mampu menjadikan seni dan humor sebagai alat diplomasi.
Humor memang menjadi salah satu napas kehidupan 'diplomasi' Gus Dur dalam berintelektualitas, membangun networking sosial, ataupun dakwah agama. Seni juga lekat dengan sosok Gus Dur, yang selain seorang penggemar berat musik klasik, seperti Beethoven, sampai musik ala dangdut Pantura, Gus Dur juga pernah menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta.
Konser itu digelar di Pojok Gus Dur gedung PBNU, Jakarta Pusat, ruang kerja Gus Dur sebelum dan sesudah menjadi Presiden RI. Sejumlah lagu yang berasal dari gabungan beberapa lagu berbeda dimainkan dengan apik. Alat musik yang digunakan pun beragam, seperti piano, klarinet, hingga flute.
Lewat beragam lagu dan alat musik, Ananda ingin menunjukkan keberagaman itu bak pluralisme yang melekat pada sosok Gus Dur.
"Dedikasinya untuk rakyat dan negara benar-benar tak terlupakan. Dia seorang pluralis. Dia tidak hanya ingin melindungi pluralisme di Indonesia, tetapi juga hak asasi manusia," ujar Ananda mengenang sosok Gus Dur.
![]() |
Salah satu lagu yang dimainkan Ananda dan beberapa musikus lainnya adalah campuran lagu daerah Jawa Barat 'Tokecang', karya Mozart, dan Beethoven. Karyanya itu berjudul 'Mozart Meandering through Java Before Bumping into Beethoven in Boston'. Denting piano dipadukan suara alat musik tiup itu menghasilkan karya yang apik.
Lagu lain yang dimainkan Ananda adalah karyanya yang berjudul 'I Wish Pavarotti Had Met Marzuki'. Ananda menciptakan karya itu dari campuran lagu 'Melati di Tapal Batas' karya Ismail Marzuki dan 'Nessun Dorma' yang dipopulerkan penyanyi Italia Luciano Pavarotti. Itulah sebabnya judul karyanya itu menyinggung Pavarotti dan Marzuki.
Ananda menciptakan karyanya itu terinspirasi dari pertemuannya dengan Gus Dur. Presiden Gus Dur kala itu mengundang Ananda ke Istana Negara untuk memainkan karya-karya Beethoven.
Saat memainkan musik, Ananda melihat Gus Dur seperti tertidur, padahal Gus Dur ternyata menyimak penampilannya dengan detail. Ananda melihat itu dalam banyak kesempatan.
"Nessun Dorma artinya tidak tidur," kata Ananda menceritakan karyanya yang terinspirasi Gus Dur itu.
Selain lagu itu, masih ada sejumlah karya apik yang dimainkan Ananda dan para musikus lainnya dalam konser berdurasi 1,5 jam itu.
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid, mengapresiasi konser Ananda Sukarlan yang dipersembahkan Kemendikbud itu.
"Bagi Gus Dur, seni dan humor bukan hanya artefak budaya belaka, tetapi ini adalah sebuah cara untuk mengartikulasikan hal-hal penting, nilai-nilai dan prinsip-prinsip kehidupan bersama kita," ujar Alissa.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyatakan konser daring tersebut bertujuan untuk mengenang dan menghormati Gus Dur serta pemikiran-pemikirannya semasa hidup.
"Kita ingin mengenang Gus Dur secara khusus dengan membuat konser untuk menghormati beliau. Seperti kita tahu, kecintaannya pada musik juga luar biasa. Dan konser ini boleh dibilang adalah penghormatan bukan hanya terhadap sosok Gus Dur sendiri, tapi juga pemikiran dan karya beliau sepanjang hidupnya," tutur Hilmar.
Konser daring 'Tribute to Gus Dur' ini bisa kamu saksikan di Panggung Nasional Rumah Digital Indonesia pada hari ini, Jumat (13/8/2021).
Untuk menonton konser dengan permainan musik yang apik itu, kamu bisa mengakses Rumah Digital Indonesia di www.rumahdigitalindonesia.id. Kemudian, kamu tinggal mengklik peta dan pilih Panggung Nasional.
Selamat menonton!
(mae/imk)