Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Gerindra, Yan Permenas Mandenas, mendorong agar dilakukan penyelidikan kasus petugas imigrasi RI dan diplomat Nigeria yang berteriak 'I can't breathe'. Yan menilai penyelidikan dilakukan agar kedua negara menemukan titik terang dalam permasalahan itu.
"Harus dilakukan penyelidikan agar kejadian serupa tidak terulang dan merusak citra Indonesia dalam penanganan WNA," kata Yan kepada wartawan, Kamis (12/8/2021).
Perlunya dilakukan penyelidikan lebih lanjut, kaya Yan, juga akan memberikan kepastian hukum kepada pemerintah Nigeria sehingga kejadian itu bisa diketahui lebih jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga memberikan kepastian hukum terhadap pemerintah Nigeria yang memantau langsung kejadian tersebut sehingga kita dianggap konsisten dalam penanganan berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan petugas Imigrasi kita sebagai bagian dan konsistensi kita menjaga hubungan diplomasi Indonesia-Nigeria," kata dia.
Wakil Ketua Pansus Otsus Papua Fraksi Gerindra itu mengatakan bahwa petugas Imigrasi yang memegang tangan dan kepala diplomat Nigeria itu juga harus diperiksa sehingga bisa diketahui apakah petugas Imigrasi itu melanggar hukum atau tidak.
"Langkah pertama adalah Menlu meminta atau merekomendasikan kepada Menteri Hukum dan HAM secara tegas untuk memproses 3 oknum imigrasi. Langkah kedua Menlu menjamin kepada pemerintah Nigeria akan melakukan langkah-langkah hukum terhadap 3 pegawai imigrasi, sehingga pemerintah Nigeria dan para diplomat dari Nigeria bisa meyakinkan kepada pemerintah Nigeria bahwa proses hukum di Indonesia tegas dan transparan," kata dia.
Selain itu, Yan mendorong agar hubungan RI dan Nigeria segera dipulihkan. Serta pemulihan nama baik Indonesia untuk Nigeria.
"Sehingga langkah ketiga yang dilakukan adalah pemulihan nama baik dan pemulihan diplomatik antara Nigeria dan RI ke depan," katanya.
Menlu Diminta Komunikasi Intens
Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Golkar, Dave Laksono, meminta menteri luar negeri (menlu) kedua negara menjalin komunikasi yang intens. Sehingga permasalahan ini segera diselesaikan.
"Perlu komunikasi antara Menlu RI dan Menlu Nigeria agar permasalahan ini segera selesai, jangan sampai meluas ke hal-hal yang lebih besar. Jangan sampai karena kesalahpahaman, terjadi insiden-insiden lainnya," kata Dave saat dihubungi terpisah.
Dave mengatakan penjelasan dari Pemerintah Indonesia mengenai permasalahan ini sudah sangat jelas. Akan tetapi isu yang berkembang liar mengenai insiden ini harus segera dicegah.
"Berdasarkan penjelasan dari Pihak imigrasi dan Kemlu sudah jelas duduk persoalan dan sudah ada pemintaan maaf. Akan tetapi masih ada berbagai macam issue yang berkembang di luar dan berpotensi menjadi masalah yang panjang. Dan ini yang harus dicegah," katanya.
Pemerintah Nigeria sebelumnya telah menarik sementara duta besarnya untuk Indonesia menyusul insiden keributan antara seorang diplomatnya di Jakarta dengan petugas imigrasi Indonesia.
Juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mengungkapkan pemerintah Indonesia dan pemerintah Nigeria telah melakukan serangkaian komunikasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Sebagai dua negara bersahabat, pemerintah Indonesia dan pemerintah Nigeria telah melakukan serangkaian komunikasi intensif untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan insiden seorang diplomat Nigeria dengan petugas pengawasan keimigrasian Indonesia," tutur Faizasyah.