Warga DKI yang NIK-nya Dipakai Orang Lain di Tangsel Tolak Tawaran Vaksin

Warga DKI yang NIK-nya Dipakai Orang Lain di Tangsel Tolak Tawaran Vaksin

Kadek - detikNews
Kamis, 12 Agu 2021 18:28 WIB
ilustrasi suntikan
Foto ilustrasi vaksinasi. (thinkstock)
Jakarta -

Pihak klinik dr Ranny di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), mengambil langkah menawari Yuni Trianita, warga DKI, untuk vaksinasi COVID-19 di rumahnya setelah gagal mengikuti vaksinasi lantaran NIK-nya digunakan orang lain. Namun Yuni menolak tawaran tersebut dan meminta datanya dihapus.

"Jadi saya menawarkan untuk vaksinasi di rumahnya, kami datang ke Cibitung dari Serpong itu yang kita tawarkan. Tapi lalu yang bersangkutan menolak tidak mau, dia tidak mau untuk didatengin. Saya nggak tahu alasannya pokoknya nggak mau divaksin oleh kami. Maunya dihapus namanya di pedulilindungi," kata Kepala Klinik dr Ranny, Ranny Rulianty, saat dihubungi detikcom, Kamis (12/8/2021).

Dokter Ranny menjelaskan saat itu kliniknya sedang melayani vaksinasi massal sebuah perusahaan di Tangsel. Vaksinasi massal dilakukan di luar klinik dengan jumlah peserta lebih dari 3.000 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tanggal 22 Juli 2021, kita ada kegiatan vaksinasi massal di perusahaan di Tangerang Selatan. Ada sejumlah 3.400 peserta di situ kita memakai tikernya klinik dokter Ranny. Karena klinik dokter Ranny salah satu fasilitas kesehatan di Tangerang Selatan yang melayani vaksinasi. Jadi di situ kan kita berarti kegiatan vaksinasi massal di luar klinik lokasinya," ujarnya.

Dokter Ranny mengakui telah terjadi kesalahan saat penginputan data oleh petugas administrasi. Dia mengatakan pihaknya baru mengetahui ada kesalahan input data setelah menerima laporan Yuni.

ADVERTISEMENT

"Karena jumlah pesertanya kan banyak ya tiga ribuan, jadi terjadi kesalahan inputlah, karena kegiatan vaksin massal. Jadi di situ baru diketahui dari yang bersangkutan pada tanggal 5 Agustus pada saat dia mau vaksin ternyata namanya udah tertulis, sudah divaksinasi di klinik dr Ranny. Dan di situ pihak yang bersangkutan sudah konfirmasi ke klinik, dan pihak klinik sudah memberitahukan ke saya sebagai penanggung jawab klinik," tuturnya.

Dokter Ranny menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melalui layanan 119 untuk menghapus data Yuni. Namun data NIK yang sudah diinput di server nasional tidak bisa dihapus oleh Kemenkes sebab, kata dia, server dikelola oleh Kemenkominfo.

"Jadi kita sudah koordinasi dengan pedulilindungi, dengan 119, dengan BPJS Kesehatan, semua memberikan solusi diberikan vaksinasi karena tidak bisa menghapus data di server nasional. Ini kan server nasional punya kominfo kita enggak bisa hapus. Pedulilindungi punyanya kominfo, 119 punyanya Kemenkes," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan video 'Tidak Punya NIK tapi Mau Vaksinasi Covid-19? Bisa Kok!':

[Gambas:Video 20detik]



Pemakai NIK Warga DKI untuk Vaksin Belum Diketahui

Rannya menyebut identitas orang lain yang menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga DKI Jakarta untuk vaksin di Kliniknya (Tangsel) hingga kini belum diketahui. Dia menyebut identitas baru bisa diketahui setelah orang tersebut menjalani vaksinasi kedua.

"Belum bisa, karena belum ada vaksin tahap dua. Nanti akan terlihat saat vaksin tahap dua," kata Ranny.

Dokter Ranny menyampaikan sulit untuk mencari identitas orang tersebut. Mengingat jumlah peserta vaksinasi yang banyak.

"Karena jumlah peserta banyak, sulit untuk dicari berdasarkan NIK yang hampir mendekati," ujarnya.

Seperti diketahui, Yuni Trianita (43), warga DKI Jakarta, gagal menerima suntikan vaksin COVID-19. Hal itu disebabkan NIK-nya sudah teregistrasi menerima vaksin COVID-19 tahap 1 di klinik di Tangerang Selatan.

"Awalnya suami saya yang ngecek kejelasan, data biasanya di (aplikasi) Jaki dia ngecek. Ternyata nama saya sudah ada, tercatat udah vaksin. Terus dia tanya lagi sama saya, dia kan ngecek di kantor. 'Orang belum', saya pikir gitu juga. 'Coba cek di (aplikasi) PeduliLindungi', saya cek juga di rumah, di PeduliLindungi, sama (hasilnya)," kata Yuni saat dihubungi detikcom, Kamis (5/8).

"Di situ juga tertulis nama saya, NIK saya, tanggal lahir. Malah sertifikatnya sudah ada dosis pertama di klinik di Tangsel. Klinik dr Ranny di situ ada datanya sih," lanjut Yuni.

Bahkan jadwal vaksinasi COVID-19 dosis kedua atas NIK-nya sudah terdaftar untuk 19 Agustus mendatang di klinik yang sama.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads