Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut PPKM level 4 di Jawa-Bali belum bisa diturunkan. Dia menyebut perlu dicermati lagi pergerakan kasus virus Corona (COVID-19) di Jawa-Bali dalam satu atau dua minggu ke depan.
"Seminggu ke depan masih bertahan dulu. Kita lihat seminggu lagi. Kita beri waktu relaksasi di faskes, dan lihat minggu depan dengan penguatan 3T, 5M, dan vaksinasi di seluruh wilayah," kata Dicky saat dihubungi, Minggu (8/8/2021).
Bagi Dicky, belum bisa ditentukan apakah di Jawa dan Bali sedang ada tren kasus menurun atau tidak. Sebab, masih ada positivity rate yang masih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih terlalu dini menentukan itu karena selain positivity rate tinggi. Perlu seminggu-dua minggu untuk melihat apakah ini sudah melewati puncak," katanya.
Bagi Dicky, pemerintah belum bisa menurunkan dan mengendalikan positivity rate. Hal itu menunjukkan tingkat penularan masih tinggi.
"Selama PPKM ini, masih jauh sekali dari target di bawah 10 persen, apalagi 5 persen. Ini menunjukkan laju penularan di komunitas sangat tinggi," katanya.
Masalah testing pun jadi perhatian. Testing di Indonesia disebut masih belum layak jika melihat dari eskalasi pandemi.
"Kalau bicara adanya sesuai eskalasi pandemi. Ada kasus 30 ribu, besoknya ada 600 ribu testing minimal. Ini belum pernah kita lakukan," kata Dicky.
"BOR (Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate) menurun. Itu kabar baik untuk RS, tenaga medis, terutama. Namun, kita harus pahami data BPS menunjukkan mayoritas sakit di rumah-rumah. Ini artinya harus menemukan mereka. Kalai lihat hanya BOR, kita hanya melihat puncak gunung es, dan melihat kematian di rumah-rumah," katanya.
Simak juga video 'Pertimbangan Epidemiolog soal Perlu Tidaknya PPKM Diperpanjang Lagi':