Yuni Trianita (43) gagal menerima suntikan vaksin COVID-19. Hal itu dikarenakan nomor induk kependudukan (NIK)-nya sudah teregistrasi menerima vaksin COVID-19 tahap 1 di klinik dr Ranny di Tangerang Selatan (Tangsel).
"Awalnya suami saya yang ngecek kejelasan, data biasanya di (aplikasi) Jaki dia ngecek. Ternyata nama saya sudah ada, tercatat udah vaksin. Terus dia tanya lagi sama saya, dia kan ngecek di kantor. 'Orang belum', saya pikir gitu juga. 'Coba cek di (aplikasi) PeduliLindungi', saya cek juga di rumah, di PeduliLindungi, sama (hasilnya)," kata Yuni saat dihubungi detikcom, Kamis (5/8/2021).
"Di situ juga tertulis nama saya, NIK saya, tanggal lahir. Malah sertifikatnya sudah ada dosis pertama di klinik di Tangsel. Klinik dr Ranny di situ ada datanya sih," lanjut Yuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan jadwal vaksinasi COVID-19 dosis kedua atas NIK-nya sudah terdaftar untuk 19 Agustus mendatang di klinik yang sama. "Tanggal 22 Juli itu dosis pertama di klinik itu, dosis kedua tanggal 19 Agustus di situ terteranya," ucap dia.
Yuni mengaku sampai saat ini dirinya belum pernah divaksinasi COVID-19. Dia merasa bingung dengan adanya penerima vaksin yang menggunakan NIK-nya.
"Belum sama sekali, makanya saya bingung. Ketika ketahuan itu, saya sama sekali belum pernah ke mana-mana. Belum pernah ikut vaksin, pokoknya memang belum pernah. Saya nggak ada itu vaksin dosis pertama itu, sekali pun belum pernah," ujarnya.
Yuni menjelaskan dirinya menggunakan alamat orang tua di wilayah administrasi DKI Jakarta untuk data diri di e-KTP miliknya. Namun Yuni bersama suami tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
"Alamat KTP di Jakarta Selatan, tapi tinggal di Cibitung, Bekasi. Makanya saya nggak mungkin banget mesti jauh-jauh ke Tangerang untuk vaksin. Toh, di Jakarta, di tempat orang tua saya di sana banyak. Kenapa mesti jauh-jauh di sana, logikanya," ucapnya.
Baca cerita Yuni hubungi hotline 119, namun tak ada solusi di halaman selanjutnya.
Yuni sudah menghubungi hotline 119 dan meminta penjelasan terkait permasalahan tersebut tetapi diarahkan untuk langsung menanyakan ke klinik tersebut. Yuni menyampaikan pihak klinik berjanji akan mengecek dan menghubungi Yuni kembali, namun hingga saat ini belum ada informasi apa pun.
"Cuma ini aja di hotline 119 itu, ya katanya awalnya di situ, kayak nggak mau tanggung jawab. Dia bingung juga kali mesti gimana. Dia bilang katanya yang input data di klinik dr Ranny itu," tutur Yuni.
"Saya juga udah ngubungin ke sana (klinik dr Ranny), katanya sih mau dicek, mau dihubungi lagi gimana gimananya. Tapi sampai sekarang tuh nggak ada solusinya," imbuh dia.
Lebih lanjut Yuni berharap agar pihak terkait dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dia hanya ingin datanya dibersihkan sehingga bisa mengikuti vaksinasi.
"Saya minta tolong diusut itu masalahnya di mana, maksudnya biar terurai, data saya juga jadi bersih lagi. Biar saya juga bisa vaksin kayak yang lain," kata Yuni.
"Itu kalau bisa sistemnya diperbaiki, masa masuk nomor NIK nama saya udah ada di situ. Itu sistem gimana gitu kayaknya, ada yang meretas atau gimana atau memang karena nggak terintegrasi dengan dukcapil ya nggak ngerti juga," lanjut dia.