Sopir angkot hingga pedagang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur meminta PPKM level 4 tak diperpanjang. Mereka mengeluhkan turunnya pendapatan.
Salah satu sopir angkot, Abdul Kosim (47) menyatakan saat ini rakyat sedang dalam keadaan susah. Abdul mengatakan penumpang angkutan umum saat ini sepi.
"Mudah-mudahan PPKM nggak diperpanjang ya. Karena kan ini sudah sulit, kasihan ke kitanya juga. Semoga Coronanya cepat kelar," kata Abdul di lokasi, Senin (2/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak PPKM level 4 pendapatan Abdul turun drastis.
"Sebelum Corona itu, saya digaji Rp 4,2 juta. Kalau sekarang nggak sampai," ujarnya.
Dia juga menceritakan selama PPKM retase angkot juga dikurangi. Jika biasanya delapan ret, sekarang hanya enam ret. Sehingga pendapatannya pun ikut berkurang karena gaji yang didapat berdasarkan kilometer.
"Kan biasanya satu mobil ada dua sopir. Nah itu setengah hari setengah hari berarti. Kalu retnya enam setengah, berarti masing-masing cuma dapat setengah. Ret ini ditentukan dari TransJakarta," jelasnya.
Sejak pendapatannya berkurang, Abdul dan keluarga memilih berhemat. Karena kondisi itu dia berharap pemerintah mengevaluasi PPKM agar tidak diperpanjang.
Sementara itu, Slamet (53) yang berdagang di sekitar Terminal Kampung Melayu mengaku selama PPKM level 4 dia hanya untung Rp 50.000. Padahal, sebelumnya per hari keuntungan yang dia raup berkisar Rp 150.000.
Untuk itu dia berharap pemerintah tidak memperpanjang PPKM level 4.
"Dulu sebelum ada PPKM, jualan lancar. Tapi sekarang mah ya ada sih yang beli, tapi duitnya didapat ya ada lah lebih sedikit cuma buat makan. Ya semoga PPKM jangan diperpanjang. Kalau nggak, ya nggak ada harapan. Bisa-bisa gulung tikar saya," kata Slamet.
Kendati demikian, dia hanya bisa pasrah kepada pemerintah. Menurutnya pemerintah punya wewenang dalam mengatur masyarakat.
"Ya sudah terserah pemerintah aja lah. Kalau diperpanjang kan ya jadi kendala, cuma ya mau gimana lagi? Orang sudah peraturan pemerintah ya mau gimana? Mau nggak mau ditaati. Yang penting kita bisa lancar cari duit tanpa dibatasi. Sudah gitu aja," terangnya.
Jeritan Pedagang Sayur di Pasar Minggu
Secara terpisah, sejumlah pedagang pasar rakyat di Pasar Minggu, Jakarta Selatan merintih dan memohon agar pemerintah tidak memperpanjang PPKM level 4. Tatang (54), pedagang kacang di Pasar Minggu menilai kebijakan PPKM membuat rakyat kecil semakin susah.
"Memohon sama Bapak Presiden jangan sampai diperpanjang PPKM level ini, rakyat makin susah, Pak," kata Tatang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (2/8/2021).
PPKM Level 4 yang saat ini tengah berjalan membuat dirinya sepi pembeli. Tatang bahkan harus berjualan di pinggir jalan dan menjemput pembeli.
"Ya jangan (diperpanjang). Ya kan susah ini juga, susah, diperpanjang lagi susah, jualan sampai kayak gini di jalan. Iya sepi banget pembeli ini, cuman abis modal doang, ini kan sudah profesi abis mau bagaimana lagi," katanya.
Pendapatan Tatang yang tak menentu terkadang membuatnya rela menahan lapar dan haus. Bahkan, Tatang menyebut dirinya seringkali tidak makan. Bantuan sosial pun tak sampai ke tangannya.
"Mau bagaimana lagi, disyukuri aja, kalau tidak ada ya sudah tidak makan. Tidak saya mah (tidak dapat bansos) tidak dapat apa-apa juga tidak dapat," kata Tatang.
Caslan (55) pedagang sayuran lainnya mengatakan kebijakan PPKM level 4 membuatnya harus pontang-panting mencari pembeli sampai ke pinggir jalan. Karena itulah, dia meminta agar pemerintah tidak memperpanjang PPKM level 4.
"Saya (dagang) muter sampai dapat, saya harus berusaha, tapi capek juga apalagi usia sudah tidak muda lagi. Saya berharap jangan diperpanjang (PPKM level 4)," ungkapnya.
"Biar laku, nawarin ke orang lewat, kalau di dalam pasar sepi, sepi banget makanya ini di pinggir jalan," tuturnya.
Caslan memohon pemerintah tak memperpanjang PPKM yang membuat rakyat kecil semakin menderita. "Tolong.. tolong jangan diperpanjang PPKM, rakyat susah," imbuh Caslan.
(idn/idn)