Pemerintah Tingkatkan Testing dan Tracing
Testing dan tracing, kata Ngabalin, terus ditingkatkan oleh pemerintah. Ngabalin juga menekankan bahwa pemerintah memiliki target dalam penanganan pandemi, salah satunya dalam hal vaksinasi.
"Upaya yang sangat ketat dan keras dilakukan itu adalah memastikan apa yang sering kita sebut testing, kemudian tracing dan treatment. Ini yang memang terus menjadi perhatian, jadi bukan tidak ada target. Target pemerintah kalau bisa vaksin itu diupayakan semaksimal mungkin di akhir 2021 mencapai 70%, itu artinya 181 juta rakyat Indonesia telah melakukan vaksinasi. Itu target namanya, jadi bukan tidak punya target," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngabalin juga memberikan apresiasi kepada Pandu Riono karena telah memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah. Ngabalin mengajak agar semua pihak tidak saling menyalahkan.
"Dan saya kira itu langkah-langkah yang bijak sebagai seseorang yang memiliki kearifan. Saatnya kita bukan saling menyalahkan, saatnya kita tidak saling menunjuk. Tapi saatnya kita harus berbenah kemudian kita menyatukan semua kekuatan, para ahli, para epidemiologi, pemerintah, masyarakat. Kita perlu menyatukan kekuatan itu kita harus punya rencana yang sama," tuturnya.
Ngabalin kembali menekankan bahwa pemerintah memiliki rencana dalam menangani pandemi. Selain itu, Ngabalin mengajak masyarakat tidak panik dalam menghadapi pandemi.
"Yang dilakukan pemerintah ini punya planning, tidak mungkin pemerintah tidak punya planning. Tidak mungkin pemerintah tidak punya target. Apa yang disampaikan tidak semuanya benar, tapi masukan, kritik iya. Tentu kita tahu pemerintah tidak panik, Presiden tidak panik. Kita semua tidak boleh panik, kita semua harus menjaga semangat tenang melihat masalah ini sebagai masalah bersama, dan kita harus cepat pulih kembali," tuturnya.
Wanti-wanti Pandu soal Jebakan Pandemi
Wanti-wanti dari Pandu mengenai Indonesia menuju jalur jebakan pandemi itu disampaikan melalui cuitan di akun Twitternya, @drpriono1. Dalam cuitan itu, Pandu menyebut (mention) akun Twitter Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pak @jokowi Indonesia sedang menuju jalur Jebakan Pandemi (Pandemic Trap) yg semakin dalam dan semakin sulit bisa keluar dengan lebih cepat. Respon kendali tak bisa dg tambal-sulam spt sekarang. Pilihannya hanya satu, kendalikan pandemi dg 3M, Tes-Lacak-Isolasi dan Vaksinasi," tulis Pandu di Twitter seperti dilihat, Jumat (30/7).
Pandu menyebut Indonesia menuju jalur jebakan pandemi karena saat ini RI belum berhasil mengendalikan pandemi. Dia menyebut belum ada tanda-tanda RI akan berhasil melawan pandemi.
"Karena kan sampai sekarang kan kita belum berhasil mengendalikan pandemi, nggak beres-beres. Nggak ada tanda-tanda bahwa kita akan berhasil pakai cara apapun. Artinya kita bisa lama sekali baru bisa menyelesaikan pandemi. Jadi Pak Jokowi sudah berakhir masa jabatannya mungkin juga belum selesai," kata Pandu saat dihubungi, Jumat (30/7) malam.
Menurut Pandu Riono, istilah jebakan pandemi atau pandemic trap memang ada dalam ilmu epidemiologi. Dia mengungkapkan mengatasi wabah harus dilakukan secara terencana dan terstruktur.
"Seperti kita terperangkap dalam situasi yang kita tidak tahu. Saya tidak tahu yang kita sebut analogi yang tepat itu apa, tapi dalam istilah epidemiologi itu ada tentang wabah trap yang kita tidak bisa mengatasinya karena kita tidak mengatasinya secara terencana, terstruktur," ungkap Pandu.
(lir/gbr)