Kejadian tukang bakso melayani pesanan pasien Corona isoman dari halaman hotel masuk babak baru. Si tukang bakso dites Corona untuk mencegah penularan.
Momen tukang bakso melayani pasien Corona itu terjadi pada Minggu (25/7). Pasien Corona yang lagi berjemur di halaman hotel kemudian memanggil si tukang bakso keliling.
Dari dalam halaman hotel isoman, para pasien memesan semangkuk bakso. Momen itu pun viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan foto yang beredar, pasien memesan bakso dari pagar yang teralinya tidak ditutup rapat. Interaksi antara pasien Corona dan tukang bakso pun terjadi.
Beberapa pasien Corona ada yang menikmati bakso sambil duduk lesehan. Beberapa orang lagi berdiri menunggu pesanan. Total ada enam orang yang tertangkap kamera.
Belakangan, Satpol PP mencari si tukang bakso itu karena berkontak erat dengan pasien Corona. Dan pada Selasa (27/7) si tukang bakso ditemukan.
Kasatpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan tukang bakso itu tinggal di kawasan Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat. Tukang bakso itu ditemukan di pangkalan tukang bakso.
"Kemarin sudah ketemu," ujar Tamo kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).
Saat ditemukan, si tukang bakso langsung bersedia untuk dicek kesehatannya. Dan kemarin pagi dia dites PCR di Puskesmas Cengkareng.
Satpol PP menjemput langsung ke kediaman si tukang bakso di Kedaung Kali Angke.
"Anggota jemput pedagangnya untuk di-swab PCR," kata Tamo.
Tukang bakso itu sempat kaget saat tahu pembelinya merupakan pasien positif Corona yang sedang isoman. Petugas Satpol PP pun mengingatkan untuk waspada saat berjualan keliling.
Simak Video: Momen Petugas Jemput Tukang Bakso yang Layani Pasien Corona
Apalagi si tukang bakso saat itu tidak mengetahui sama sekali soal hotel isoman yang dilewatinya itu.
"Sekarang di-swab, kita tunggu hasilnya. Nanti kalau dia positif, kita tracing semua satu lingkungannya," kata Tamo.
Terpisah, epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman memandang kejadian ini sebagai hal genting. Dicky menilai sosialisasi terkait isoman perlu dievaluasi.
"Ini antara tersenyum, tapi tersenyum getir. Ini menunjukkan betapa luar biasa literasi tentang orang isoman ini kurang," kata Dicky.
"Tapi kita ini bersama. Bukan pemerintah saja. Jadilah pengelola isolasi yang bertanggung jawab, yang profesional juga," lanjutnya.
Dicky menuturkan pasien isoman seharusnya tidak diizinkan untuk keluar kamar. Apalagi bisa leluasa jajan bakso.
"Jangankan keluar hotel, keluar dari kamar itu nggak boleh. Kalau jajan bakso itu artinya keluar dua lapis, keluar kamar dan hotel," tuturnya.
Dia menilai kelalaian ini bisa disebabkan pengelola hotel yang tidak paham soal monitoring pasien isoman. Namun hal ini bisa juga karena sosialisasi yang perlu dievaluasi.
"Kemungkinannya, satu, pengelola hotel tidak paham monitoring. Atau aparat atau misalnya pemda tidak paham monitoring-nya. Atau sosialisasi bagaimana menjadi penyelenggara karantina yang perlu dievaluasi," ungkapnya.