Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak seluruh pihak untuk lebih berikhtiar kepada Tuhan. Menurutnya, pandemi COVID-19 yang sudah lebih dari setahun melanda Indonesia dan berbagai negara lainnya merupakan sebuah ujian.
"Hari ini tidak bisa dipisah-pisahkan lagi, semua menghadapi ujian yang sama, semua harus mendekat kepada Allah SWT. Semua harus berdoa tanpa kecuali, termasuk anggota DPR, presiden. Anggota DPR pun sudah lebih dari 5 orang yang meninggal dunia. Tidak ada satupun yang mampu melampaui itu kecuali dengan izin Allah SWT," ujar Jazilul dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).
Saat menghadiri acara 'Doa Bersama dan mujahadah Al Asma'ul Husna Melawan Corona' yang digelar Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah secara virtual, Selasa (13/7), Jazilul menyebut di kondisi ini banyak orang yang mengalami kesulitan, termasuk guru diniyah, artis, khatib atau penceramah, pedagang, guru, PNS, hingga tenaga medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter juga mengalami kesulitan, semua termasuk juga yang ada korelasinya dengan FKDT, lebih dari 600 ulama meninggalkan kita. Tentu ini bencana keilmuan," katanya.
Oleh karena itu, Ketua IKA Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta ini mengapresiasi acara doa bersama yang digelar FKDT dalam menghadapi pandemi.
"Pemerintah sudah mengambil kebijakan PPKM Darurat dalam rangka menyelamatkan jiwa semua dari pandemi dengan menutup semua aktivitas. Tapi mudah-mudahan hati kita tidak tertutup oleh pandemi," paparnya.
Soal PPKM Darurat, Jazilul menyampaikan banyak pihak yang protes dengan kebijakan pemerintah yang tidak menggelar ibadah haji tahun ini. Padahal, kebijakan ini berdasarkan pihak Pemerintah Arab Saudi yang juga tidak mengizinkan.
Selain itu, beberapa pihak juga tak sependapat dengan peniadaan pelaksanaan salat Idul Adha. Namun, Jazilul mengingatkan kebijakan tersebut diambil demi keselamatan bersama.
"Semua itu untuk keselamatan jiwa kita. Sebab, ada qaidah, 'dar'ul mafasid muqoddam ala jalbil masholih'. Menjauhi kerusakan itu harus lebih diutamakan daripada memperoleh kemaslahatan. Saya mengapresiasi apalagi yang dibaca Asmaul Husna," katanya.
Jazilul juga mengatakan pandemi COVID-19 merupakan bagian dari penampakan sifat Allah SWT. Oleh karena itu, saat mendapatkan musibah pandemi, ada baiknya untuk terus berikhtiar dan bersabar dalam menghadapinya.
"Kita sedang dalam keadaan krisis. Pengangguran meningkat, ekonomi menurun. Mudah-mudahan kita lolos dari kesulitan. Pendekatan yang dipakai pendekatan kesehatan dengan memenuhi fasilitas-fasilitas kesehatan. Kedua pendekatan ekonomi. Tapi keduanya belum sampai ada hasilnya. Ketiga yang lebih adalah pendekatan keagamaan karena kita adalah bangsa yang berketuhanan. Kita ini hamba Allah maka perilaku kita harus sesuai dengan citra Allah. Hendaklah kita berakhlaq dengan akhlaq Allah SWT," tuturnya.
Di kesempatan tersebut, Jazilul pun mengaku paham soal kesulitan yang dialami para guru diniyah. Untuk itu, dirinya akan menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah. Tak hanya itu, Jazilul juga mengingatkan agar seluruh pihak tetap bersabar dalam menghadapi pandemi.
"Sudah ada skema bantuan, tetapi ekonomi tak bergerak sehingga pemasukan tidak ada. Ini kekhawatiran kita kalau pandemi tak kunjung selesai. Tapi ini semua takdir Allah yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Mudah-mudahan kita semua ditempatkan pada takdir Allah yang lebih baik," ungkapnya.
Di tengah lonjakan kasus COVID-19, Jazilul mengaku sedih karena mendapatkan kabar duka dari kerabat hingga para tokoh.
"Tiap hari kita dengar nama-nama teman kita, para tokoh, setiap hari hampir mengucapkan 'innalillahi wainnailaihi rojiun'. Mudah-mudahan teman-teman semua terhindar dari bencana ini, diberikan kesehatan. Kita hadapi ini dengan penuh kesabaran dan keimanan sebagai orang yang betul-betul mengaku sebagai hamba Allah yang mengamalkan Asmaul Husna yang harus menempel di hati kita," tuturnya.
Untuk itu, ia pun mengajak masyarakat, khususnya umat Islam agar dapat mengamalkan sifat-sifat Allah.
"Di situ kita berdoa, di situ kita akan hidup, dan di situ kita akan dimatikan serta dihidupkan kembali," pungkasnya.
Simak video 'Corona RI 15 Juli: Tambah 56.757 Kasus, 19.049 Sembuh':