Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay merasa perlu mengklarifikasi pernyataannya perihal ICU untuk anggota DPR RI. Dalam klarifikasinya, Saleh menyatakan tak bermaksud membeda-bedakan strata sosial.
Dalam rapat Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (12/7/2021), Saleh meminta tak ingin lagi ada anggota DPR yang tidak mendapatkan ruang ICU di rumah sakit. Saleh tak ingin peristiwa yang menimpa anggota DPR Fraksi PAN John Siffy Mirin, dialami anggota DPR lainnya.
"Saya tidak mau lagi misal mendengar ada anggota DPR yang tidak dapat tempat ICU, seperti yang dialami anggota Fraksi PAN saudaraku John Siffy Mirin, anggota DPR dari Papua Fraksi Partai Amanat Nasional tidak dapat ICU, ya," kata Saleh dalam rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
John Siffy Mirin diketahui meninggal dunia setelah kesulitan mendapat ICU ketika terpapar COVID-19. Saleh menceritakan John Siffy Mirin sempat dibawa ke RSPAD, namun nyawanya tak tertolong.
"Sampai akhirnya malam terakhir meninggal itu justru meninggalnya setelah dipindahkan ke RSPAD, tetapi hanya 2 jam di ICU sudah meninggal karena terlambat ya. Sangat terlambat sekali," ujar Ketua Fraksi PAN DPR ini.
Sebetulnya pernyataan serupa lebih dulu disampaikan Wasekjen PAN Rosaline Irene Rumaseuw. Rosaline diketahui meminta agar ada rumah sakit khusus pejabat. Saleh dan Rosaline merupakan dua perwakilan PAN yang menemani John Siffy Mirin saat berada di RSPAD.
"Nah, mungkin ini yang dipertanyakan dulu ke kita, sampai akhirnya anggota kami itu, teman kita di PAN, karena emosional sekali karena sesama orang Papua, minta supaya ada rumah sakit khusus para pejabat. Itu sebenarnya karena emosional, bukan karena dari hatinya bicara seperti itu," ucap Saleh dalam rapat.
"Karena dia lihat sendiri, menyaksikan sendiri, betapa susahnya orang bertahan hidup tanpa ada bantuan alat kesehatan yang memadai di tengah serangan COVID yang cukup dahsyat itu," imbuhnya.
Pernyataan Saleh soal anggota DPR harus dapat ICU menjadi perbincangan. Saleh merasa perlu mengklarifikasi.
Baca di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Pimpinan DPR Tunjukkan Kendala Gedung Jadi RS Darurat
Saleh menjelaskan bahwa dalam rapat Komisi IX dengan Menteri Kesehatan, Selasa (13/7), dia mengungkapkan cerita perihal keluarganya yang meninggal dunia karena tidak mendapatkan ICU.
"Saya menyebut bahwa saya sempat menghubungi RSPI Sulianti Saroso. Karena masih dalam antrean, akhirnya terlambat dan tidak tertolong," kata Saleh dalam klarifikasi, Rabu (14/7).
Ketika menceritakan itu, Saleh juga menjelaskan kejadian yang dihadapi anggota DPR dari Fraksi PAN yang meninggal beberapa waktu lalu juga karena tak mendapatkan ICU, John Siffy Mirin. Apa yang dialami John Siffy Mirin, sebut Saleh, membuat kader PAN Rosaline Rumaseuw mengusulkan perawatan khusus bagi anggota DPR.
"Tapi saya menyebut di dalam rapat tersebut bahwa apa yang disampaikan Ibu Rosaline sangat emosional dan dalam situasi duka. Itu disampaikan bukan dari hatinya," sebut Saleh.
Saleh merasa perlu meluruskan bahwa apa yang disampaikan dalam rapat Komisi IX kemarin tidak ada maksud untuk mengistimewakan para pejabat ataupun anggota DPR. Anggota Komisi IX itu mengaku memikirkan bagaimana agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk merawat seluruh pasien COVID-19, tanpa terkecuali dan tanpa membedakan kelas sosial.
"Saya mengikuti rapat tersebut sampai selesai. Saya ikut memastikan agar usulan soal penyediaan fasilitas kesehatan, alat-alat kesehatan, terutama ICU dan obat-obatan, dan lain-lain masuk dalam kesimpulan. Itu ada di dalam kesimpulan nomor 4 huruf (a)," tutur Saleh.
"Dengan begitu, tidak ada niat dan arah dari pembicaraan kemarin untuk membeda-bedakan masyarakat. Saya justru selama ini memperjuangkan agar pelayanan kesehatan dapat dengan mudah diakses masyarakat. Semua orang sama haknya dalam bidang pelayanan kesehatan. Itu adalah amanat konstitusi yang harus dijaga," pungkasnya.