Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap strategi mengantisipasi kebutuhan oksigen untuk pasien Corona. Salah satu yang diterapkan adalah penggunaan oxygen concentrator.
"Oksigen itu kita caranya ada dua, bisa pakai oksigen tabung. Ada tiga sebenarnya. Kalau sudah ada instalasi oksigennya, sudah built-in di ranjangnya, rumah sakit-rumah sakit besar umumnya begitu. Tapi kalau kita konversi tempat tidur menjadi tempat tidur COVID, biasanya jaringan oksigennya belum ada, sehingga kita pakai tabung. Tabung ini logistiknya susah, tapi kita lakukan," kata Budi dalam rapat Komisi IX DPR RI yang disiarkan akun YouTube DPR RI, Selasa (13/7/2021).
"Kita ada strategi ketiga, kita pakai alat yang namanya oxygen concentrator. Alat ini bisa dibeli, mungkin harganya USD 500-800. Dia mengkonversi, colokin langsung ke listrik, dia mengkonversi udara langsung menjadi oksigen medis dengan saturasi di atas 93 persen," imbuhnya.
Menkes Budi mengatakan, ke depannya, penanganan pasien Corona akan lebih diarahkan menggunakan oxygen concentrator. Cara ini juga diterapkan India saat mengalami lonjakan jumlah kasus Corona.
"Ini adalah cara yang dipakai juga di India kemarin dan kita menyumbang juga ke India beberapa oxygen concentrator ini. Kita sudah mengidentifikasi kebutuhan tabung dan oxygen concentrator itu sekitar 60-70 ribu, tapi mungkin ke depannya kita mengarahkan ke oxygen concentrator," ujarnya.
Penggunaan oxygen concentrator, menurut Menkes Budi, lebih mudah daripada alat tampung oksigen lainnya. Menkes Budi berharap listrik di rumah sakit tak mati ketika oxygen concentrator digunakan.
"Karena secara logistik, membawa oksigen itu berat, susah, dan berbahaya. Sedang konsentrator, tinggal kita taruh di rumah sakit, colokin. Selama listriknya ada, oksigennya bisa mengalir. Mudah-mudahan listriknya jangan mati saja yang di rumah sakit-rumah sakit," imbuhnya.
Simak video 'Impor 50 Ribu Konsentrator Oksigen, Pemerintah Bakal Pinjamkan ke Warga':
(rfs/tor)