Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjabarkan tiga fenomena yang dikenal selama 1,5 tahun pandemi Corona di Ibu Kota. Salah satunya ialah fenomena gunung es, di mana kasus konfirmasi positif COVID-19 diperkirakan sudah menembus 3 juta kasus.
"Kalau ini adalah gunung, maka yang kelihatan itu cuma tutupnya saja. Kasus COVID di bawahnya tidak kelihatan. Ya, di DKI walaupun baru 500 ribuan kasus, sebenarnya estimasinya sudah sekitar 2 juta atau 3 juta kasus," kata Ngabila dalam diskusi virtual, Minggu (4/7/2021).
Hingga kini, total kasus positif di Jakarta sebanyak 570.110. Namun dia yakin jumlah warga yang terpapar COVID-19 di Jakarta melebih kasus yang dilaporkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya sudah 20-30 persen penduduk. Jadi hati-hati fenomena gunung es karena tidak dites," ujarnya.
Selanjutnya adalah fenomena semangka. Di mana terjadi angka penurunan kasus karena adanya penurunan testing. Ngabila menegaskan tak akan membiarkan fenomena ini terjadi di Jakarta.
"Kedua adalah fenomena semangka. Luarnya hijau dalamnya merah. Kenapa? Karena tidak dites," sebutnya.
"(Kita) dites ini baru 13 kali lipat dari standar minimal WHO. Jadi kita tidak mau membuat seolah-olah angka epidemiologi itu bagus tetapi karena tidak dites, karena itu bisa jadi bom waktu," lanjutnya.
Terakhir, Jakarta kini dihadapkan oleh fenomena pingpong. Fenomena ini terjadi karena tingginya arus keluar-masuk masyarakat ke wilayah Jakarta.
Orang-orang tersebut, sebutnya, tak menyadari mereka datang dengan membawa virus Corona. Untuk mengatasi hal ini, Pemprov DKI memutuskan memberlakukan PPKM darurat.
"Kalau diibaratkan ini DKI, ini Pulau Jawa lainnya, orang DKI pindah ke Pulau Jawa, nanti dia memberikan virus orang Jawa balik lagi (ke DKI). Jadi ini nggak selesai-selesai. Pingpong tektokan. Nggak selesai-selesai pandeminya. Makanya kita harus melakukan pembatasan," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan saat ini Ibu Kota masuk kondisi darurat Corona. Menurutnya, saat ini Jakarta sedang memasuki masa turbulens.
Hal ini diutarakan Anies saat pertemuan darurat dengan seluruh jajaran Pemprov DKI. Dia mengatakan Jakarta masuk kawasan turbulens.
"Jakarta memasuki kondisi darurat, sudah ditetapkan PPKM darurat diumumkan oleh Bapak Presiden kemarin. Kita semua bertugas untuk melaksanakan dengan baik dengan tuntas. Karena itu saya minta perhatian kepada semuanya untuk mengambil tanggung jawab," ujar Anies dalam video, Jumat (2/7/2021).
Anies kemudian mengibaratkan jajaran Pemprov DKI berada dalam sebuah pesawat yang diisi banyak penumpang. Dia meminta semua jajaran DKI memikul tanggung jawab dalam kedaruratan Corona.
"Kita akan memasuki kawasan turbulens, semua pasang ikat pinggang, ikatkan sabuk pengaman pastikan tidak ada yang lalu lalang semua duduk di kursinya, melewati masa turbulens dengan tertib. Itu protokol yang biasa dilakukan apabila sebuah penerbangan memasuki kawasan turbulens. Jakarta sekarang sedang memasuki masa turbulens, menghadapi badai dan kita harus memberitahukan kepada seluruh warga kita untuk bersiap dan kita adalah kru kita adalah pemegang kemudi, bayangkan itu yang sedang terjadi di Jakarta," ujar Anies.
Eks Mendikbud ini kemudian menjabarkan data perkembangan kasus aktif Corona di Jakarta periode Juni 2021. Dia mengatakan per 8 hari angkanya naik dua kali lipat.
Anies meminta jajaran Pemprov DKI berkaca dari kasus aktif yang selalu meningkat. Dia meminta kepada seluruh jajarannya bersiap menghadapi masa-masa sulit pandemi. Anies mengatakan bukan tidak mungkin kasus aktif Corona di Jakarta bisa menyentuh 100 ribu dalam waktu dekat.