Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memamerkan sejumlah capaian Polri di hari ulang tahun (HUT) Bhayangkara ke-75. Sigit meminta seluruh penyidik Polri menjaga profesionalisme dan selalu tampil tegas.
"Profesionalisme penyidik Polri harus dijaga dan dipertahankan dengan tampilan yang tegas," ujar Sigit melalui keterangan tertulis, Kamis (1/7/2021).
Meski tampil secara tegas, Sigit berpesan kepada para penyidik agar tetap humanis. Dia meminta semua penyidik Polri menghormati nilai hak asasi manusia (HAM) saat menjalankan tugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun tetap humanis serta menghormati nilai-nilai Pancasila dan hak asasi manusia," ucapnya.
![]() |
Sigit mengaku cukup puas di hari ulang tahun Polri tersebut. Pasalnya, ada peningkatan kepercayaan terhadap institusi Polri.
"Syukur alhamdulillah, hasilnya sangat memberikan energi dan semangat untuk terus berubah menjadi lebih baik karena terjadi peningkatan kepercayaan terhadap Polri," kata Sigit.
Menurut Sigit, tingginya kepercayaan itu didasari oleh hasil survei yang diselenggarakan oleh beberapa lembaga survei nasional yang kredibel pada 2021. Dalam lembaga survei Alvara Strategi Indonesia, tingkat kepercayaan Polri meningkat sebesar 86,5 persen dari tahun sebelumnya (survei dari Litbang Kompas sebesar 70,8 persen).
Sedangkan dari tingkat kepuasan terhadap Polri meningkat jadi 82,3 persen dari tahun sebelumnya (survei dari Alvara Strategi Indonesia sebesar 78,8 persen). Dalam lembaga Charta Politika Indonesia, Polri menduduki peringkat ketiga sebagai lembaga tinggi negara berkinerja paling baik (pada 2018 sampai 2019 Polri menduduki peringkat keempat).
"Peningkatan kepuasan terhadap kinerja dan kepercayaan terhadap Polri ini merupakan kerja keras dari seluruh anggota Polri. Hal ini harus kita syukuri bersama dan mendorong Polri untuk menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.
Sigit menegaskan capaian Polri selama ini bukan merupakan tujuan akhir, tapi sebagai dasar dalam keberlanjutan program 'Transformasi Menuju Polri yang Presisi'. Dia berharap Polri bisa menjadi seperti apa yang masyarakat harap.
![]() |
"Ke depan, kita akan terus konsisten dan meningkatkan capaian kinerja agar mampu mengubah potret Polri sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu menjadi Polri yang dekat dengan masyarakat, sekaligus untuk menjawab perkembangan lingkungan strategis yang semakin cepat dan tidak menentu," terang Sigit.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, lanjut Sigit, Polri harus mampu meningkatkan motivasi dan kinerja seluruh personelnya. Salah satu upaya yang telah dilakukan ialah melakukan pemenuhan kesejahteraan personel Polri dengan memberikan perhatian besar seperti dalam program perumahan.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, Polri telah meluncurkan program 100 ribu rumah bagi pegawai negeri pada Polri. Sebanyak 34.491 unit yang terdiri dari 17.400 unit apartemen dan 17.091 unit rumah tapak telah dibangun dan direncanakan selesai pada 2024.
"Program ini akan terus kami lanjutkan hingga seluruh anggota Polri dapat memiliki rumah yang layak. Harapannya personel Polri yang bertugas di lapangan tidak lagi memikirkan keluarga karena kondisi rumah yang kurang layak," harapnya.
Kemudian, ada program kesehatan, di mana personel Polri bisa mendapatkan kualitas layanan kesehatan yang baik. Sigit memaparkan Polri juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, anggota Polri yang tersebar di seluruh Indonesia terus berupaya menjadi pemecah masalah bagi setiap permasalahan masyarakat. Hal ini diwujudkan dengan cara memfokuskan polsek-polsek untuk menjaga ketertiban masyarakat, bukan penyidikan.
"Terdapat 1.063 Polsek (di 343 Polres dan 33 Polda) tidak lagi melakukan penyidikan, melainkan berfokus pada penanganan Harkamtibmas. Kehadiran sosok Polri di tengah-tengah masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat, tidak perlu menggunakan senjata atau penggunaan kekuatan," jelas Sigit.
Sepanjang 2021, Polri juga berhasil menggagalkan peredaran gelap 9,7 ton narkoba. Pengungkapan itu diprediksi menyelamatkan 39,24 juta generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba.
"Tidak ada toleransi dan tidak boleh ada ruang bagi bandar narkoba di negara ini, termasuk anggota Polri yang terlibat di dalamnya, saya ingatkan pilihannya hanya satu pecat dan pidanakan," katanya.
Lebih lanjut, terkait dengan tindak pidana terorisme, Polri menangani beberapa kasus terorisme, seperti kasus bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulsel, pada Minggu (28/3), pukul 10.25 Wita. Pascakejadian tersebut, Sigit mengklaim Polri secara cepat merespons dengan melakukan penangkapan terhadap 108 tersangka di 8 provinsi (Sulsel, Sulteng, DKI Jakarta, Jabar, NTB, Jatim, Jateng, dan DIY).
"Selama periode Januari sampai Mei 2021, jumlah tindak pidana terorisme yang terjadi di Indonesia sebanyak 6 kejadian dengan 217 tersangka, sebanyak 209 tersangka dalam proses penyidikan dan 8 tersangka dilakukan tindakan tegas terukur (6 meninggal dunia dan 2 bom bunuh diri)," beber Sigit.
Sigit memaparkan penerapan restorative justice yang dikedepankan dalam penyelesaian perkara untuk menciptakan penegakan hukum berkeadilan. Peningkatan penyelesaian perkara dengan restorative justice meningkat 64 persen lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Hal ini juga diikuti dengan percepatan penyelesaian penanganan berbagai kasus yang menjadi perhatian publik, antara lain pungli yang meresahkan masyarakat di Jakarta Utara, kebocoran data BPJS, dan kasus pinjaman online PT Southeast Century Asia.