Seorang bocah berinisial RA (10) tewas setelah digigit anjing milik tetangganya di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Pascakejadian itu, ratusan hewan peliharaan warga pun divaksinasi rabies.
Kegiatan itu dilakukan oleh pihak Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Medan. Ada ratusan hewan peliharaan warga yang divaksinasi.
"Tadi kita lakukan vaksin rabies terhadap hewan peliharaan. Ada hewan jenis anjing dan kucing," kata Lurah Kelurahan Mangga Wandro Malau dimintai konfirmasi, Senin (28/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan vaksinasi ini telah dilakukan selama dua kali. Vaksin ini digelar, selain setelah terjadi salah seorang bocah tewas digigit anjing, untuk menargetkan di kelurahan tersebut nol rabies.
"Minggu sebelumnya 100 hewan yang divaksin. Hari ini 110 hewan. Dan rencana minggu depan bakal dilakukan lagi. Target kita Kelurahan Mangga nol rabies," sebut Wandro.
Bocah di Medan Tewas Digigit Anjing
RA (10) di Medan Tuntungan tewas setelah digigit anjing tetangganya. Kemudian, keluarga RA melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian.
Lalu, orang tua RA menceritakan soal anaknya tersebut. Dia bercerita susahnya mencari obat untuk anaknya di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Dia mengaku harus mengelilingi rumah sakit di Medan untuk mencari obat.
"Jumat (11/6) kita pergi ke Rumah Sakit Adam Malik untuk mencari vaksin itu, ternyata di sana kosong. Rumah Sakit Adam Malik menunjukkan coba mencari ke klinik Bestari ke Petisah, ternyata di sana juga kosong," ucap ibu RA, Lili, kepada wartawan, Rabu (16/6/2021).
Tidak hanya di dua tempat itu, Lili mengatakan dirinya juga mencari ke sejumlah rumah sakit lain di Kota Medan. Namun obat yang dicari tidak juga ditemukan.
"Dari sana kita disuruh cari lagi ke klinik lain mana tahu ada, kita cari, dan ternyata di semua klinik tidak ada," ucap Lili.
Lili kemudian melanjutkan pencarian obat pada Sabtu (12/6). Dia kembali mencari obat ke klinik yang ada di dekat rumahnya, tapi obat tersebut tidak juga ditemukan. Begitu pula di apotek.
"Kita cari ke semua apotek ternyata kosong, cuma ada satu apotek (yang menyediakan obat), yaitu Kimia Farma. Kita beli udah dua kali," tuturnya.
Setelah diberi suntikan obat, Lili mengatakan anaknya tidak juga sembuh. Anaknya sempat mengeluarkan liur dan lumpuh sebelum meninggal.
"Hari Sabtu panasnya naik-turun, terus dia mulai menunjukkan, menjulurkan lidahnya, sudah seperti anjing gitu. Kepanasan, tidur aja, nggak mau makan, asal makan muntah, liurnya keluar, jalan pun udah nggak bisa, seperti lumpuh," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.