Alasan Krusial Jokowi Masih Perlu Jubir Versi Doktor Politik Paramadina

Alasan Krusial Jokowi Masih Perlu Jubir Versi Doktor Politik Paramadina

Arief Ikhsanudin - detikNews
Senin, 28 Jun 2021 06:02 WIB
Kawasan Monas
Istana Merdeka (Rachman/detikcom)
Jakarta -

Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) Fadjroel Rachman masuk ke dalam daftar calon Duta Besar RI di Kazakhstan. Posisi jubir Jokowi selanjutnya belum jelas, namun disebut perlu tetap ada.

"Posisi Jubir sangat krusial bagi Presiden Jokowi. Terlebih, belakangan ini muncul banyak sekali blunder dalam komunikasi publik Istana," kata Managing Director Paramadina Publik Policy Institute, A Khoirul Umam, saat dihubungi, Minggu (27/6/2021).

"Mulai dari hal remeh-temeh seperti Bipang Ambawang, Provinsi Padang, hingga kemampuan istana dalam merespons kebijakan strategis terkait TWK 75 pegawai KPK, sosialisasi pra-pengesahan UU Ciptakerja dan lainnya," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khoirul menduga, pemindahan Fadjroel jadi duta besar adalah sebuah evaluasi dari kinerja jubir. Menurutnya, komunikasi Istana saat ini pun belum efektif meski ada juru bicara.

"Menggeser posisi Fadjroel dari Jubir Presiden ke Dubes, mungkin saja itu sebagai hasil evaluasi atas ketidakefektifan komunikasi Istana," katanya.

ADVERTISEMENT

Jubir baru pengganti Fadjroel harus memiliki beberapa kompetensi. Salah satunya, bisa meredam konflik di publik.

"Mampu mengantisipasi setiap potensi kesalahan komunikasi presiden, dan memiliki kompetensi dan kapasitas untuk menjelaskan kompleksitas kebijakan yang memicu perdebatan di ruang publik," ucapnya.

Soal nama Fahri Hamzah yang sempat mencuat, Khoirul Umam menyebut Fahri tidak cocok jadi jubir. Fahri disebut hanya mampu berdebat.

"Sangat tidak cocok. Fahri Hamzah lebih cocok buat adu mulut dalam debat kusir seputar wacana politik praktis," katanya.

"Model-model komunikasi seperti Ngabalin itu seharusnya dievaluasi oleh Istana, terlalu banyak blunder komunikasi yang ia lakukan," katanya.

Melihat kebutuhan dan syarat jadi jubir Presiden yang disebutkan di atas, Khoirul Umam menyebut akademisi cocok jadi juru bicara presiden.

"Dari akademisi yang punya kecakapan politik lebih pas," katanya.

Nama Fadjroel Rachman menjadi salah satu calon duta besar RI yang diajukan ke Komisi I DPR. Lantas bagaimana dengan nasib posisi jubir Presiden Jokowi yang kini diemban Fadjroel?

"Presiden Joko Widodo yang bisa memutuskan," kata Fadjroel lewat pesan singkat, Minggu (27/6/2021). Fadjroel menjawab pertanyaan apakah posisi jubir Presiden bakal dihapus atau digantikan orang lain setelah dirinya menjadi dubes.

Simak juga 'Jubir Tegaskan Jokowi Tolak Wacana Presiden 3 Periode!':

[Gambas:Video 20detik]



(aik/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads