Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ingin mempopulerkan 'Salam Pancasila'. Salam Pancasila, menurutnya, dipopulerkan demi mengingatkan rakyat Indonesia akan pentingnya nasionalisme dan persatuan bangsa dalam menjaga kemerdekaan.
Megawati mengatakan hal itu saat meresmikan baileo atau rumah adat Maluku, monumen, dan Jalan Ir Soekarno di Masohi, Maluku Tengah. Masohi adalah nama kota yang diberikan Bung Karno yang berarti 'gotong royong', terinspirasi dari intisari Pancasila.
Megawati lantas bercerita dirinya ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Tujuannya agar Pancasila tidak hanya diucapkan oleh masyarakat Indonesia, tapi juga benar-benar hidup dalam hati dan dilaksanakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita Megawati soal Pekik Merdeka
Dia mengatakan intisari Pancasila adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia. Oleh karena itulah Megawati ingin agar pekik 'Salam Pancasila' menjadi kebiasaan.
"Dulu saya pekikkan 'merdeka', orang menertawakan saya. Katanya, sudah merdeka, kenapa pekik-pekik merdeka? Itu sebenarnya saya lakukan untuk mengingatkan bahwa kita adalah bangsa merdeka. Jangan mau dijajah lagi," kata Megawati.
Menurutnya, setelah salam merdeka ini, sebaiknya dilanjutkan dengan 'Salam Pancasila'. Menurutnya, hal itu untuk mengingatkan agar setiap masyarakat ingat akan rasa nasionalis.
"Kalau sekarang saya mau banyak menyebutkan Salam Pancasila. Saya hendak mempopulerkannya. Karena setelah merdeka, kita punya dasar negara Pancasila. Untuk mengingatkan kita kembali sebagai nasionalis yang cinta pada negara ini," ujarnya.
Megawati mengatakan gotong royong harus selalu diingat karena tak ada bangsa yang bisa membangun diri sendiri. Dia mengaku sedih karena masih ada saja yang bertempur antarwarga bangsa sendiri.
Dia pun menceritakan pengalamannya saat menjadi wakil presiden RI. Saat itu, Megawati harus menangani konflik di berbagai wilayah di Indonesia.
"Saya mungkin satu-satunya perempuan yang pernah naik kapal perang yang hampir 10 hari karena tak boleh tinggal di daratan. Itu karena saya punya dedikasi, tak mau rakyat Indonesia bertempur satu dengan yang lain," uja Megawati.
"Kenapa kita tak merasakan sisi gotong royong itu juga toleransi? Mengapa kita tak membumikan bahwa perbedaan agama itu bisa, oleh masing-masing orang, bahwa kepercayaan masing-masing orang itu kan urusan pribadi?" lanjutnya.
Baca di halaman selanjutnya soal Megawati meresmikan Jalan Ir. Soekarno.
Simak video 'Megawati Curhat Kerap Dicap Komunis':
Bertepatan dengan peresmian itu, Megawati meminta warga Provinsi Maluku bekerja sama dan bersatu padu membangun wilayahnya.
"Karena banyak sekali tugas kita. Misalnya bagaimana mencegah pandemi ini. Kita harus disiplin. Seringkali saya lihat kita kurang disiplinnya," ujar Megawati.
"Masukkan pengetahuan di Maluku Tengah ini, kearifan lokalnya diperkenalkan lagi kepada generasi mudanya. Sehingga dengan demikian akan terbangun generasi baru yang pintar, tangguh dan bisa menghadapi tantangan peradaban baru," imbuhnya.
Megawati Resmikan Jalan Ir Soekarno
Untuk diketahui, bertepatan dengan peringatan haul wafatnya Bung Karno ke-51, Megawati Soekarnoputri, meresmikan rumah adat atau baileo, jalan, dan monumen atas nama Ir Soekarno, Sang Proklamator Republik Indonesia, di Masohi, Maluku Tengah.
Megawati melakukan peresmian secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/6/2021). Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto juga ikut hadir di acara tersebut.
Sementara di Masohi, hadir Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun dan Djarot Saiful Hidayat, bersama Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi. Di lokasi, juga hadir Gubernur Maluku Murad Ismail bersama istrinya, Widya Pratiwi, serta Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.