Corona Varian Baru Merebak di RI, Pemda Diminta Tingkatkan Testing

Corona Varian Baru Merebak di RI, Pemda Diminta Tingkatkan Testing

Muhammad Ilman Nafian - detikNews
Rabu, 16 Jun 2021 07:58 WIB
Poster
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Virus Corona dengan varian baru kini sudah masuk ke sejumlah wilayah di Indonesia. Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah daerah (pemda) harus cepat merespons masalah tersebut.

"Ini varian baru ini ya yang terutama yang harus dicermati sangat serius, alpha dan delta, alpha di temukan di Inggris dan delta di India. Dua-duanya ini sudah ada di mana-mana bukan cuma di Jakarta, Indonesia ini udah di mana-mana, kalau bicara konteks Indonesia ini, terutama Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, saya prediksi sudah ada. Ini artinya responsnya harus benar-benar secara merata semua wilayah," ujar Dicky saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).

Dicky mengatakan Jakarta mengetahui ada warganya yang terpapar virus Corona varian baru itu karena tingkat testing-nya tinggi. Menurutnya, tidak semua daerah di Indonesia yang jumlah testing-nya diakui baik oleh WHO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa Jakarta bisa memperlihatkan seperti itu karena kapasitas testing-nya bagus, dan itu diakui oleh WHO. Jadi yang saya khawatirkan adalah provinsi-provinsi lain yang begitu minim, sehingga WHO tidak bisa memasukkan provinsi di luar Jakarta, Jogja, dan Sumatera Barat ini sebagai wilayah yang layak dinilai tes positivity rate-nya, saking minimnya. Ini sangat bahaya, berarti mereka menyimpan bom waktu wabah, yang dengan adanya varian jangankan delta yang sudah sangat serius itu ya," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

ADVERTISEMENT

Saksikan video 'Daftar 15 Daerah dengan Kasus Tertinggi di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]


Maka dari itu, Dicky meminta pemda meningkatkan testing-nya. Sebab, apabila tidak diatasi dengan cepat, akan menjadi bom waktu lonjakan kasus Corona.

"Yang paling berbahaya itu varian delta yang di India, alpha itu yang ditemukan di Inggris memang jauh lebih bahaya dengan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan karena katakanlah 50 persen lebih menular, tapi delta, itu 70 persen lebih menular daripada alpha. Jadi jauh lebih hebat lagi, makanya India bisa porak-poranda.

"Maka Indonesia khususnya, Jawa, Sumatera ini bisa mengalami hal yang sama dengan India, dan sebagian Kalimantan. Karena kita menyimpan bom waktu ini, sebaran kasus sudah di mana-mana. Penyebaran baik dari varian alpha, yang duluan ini akan meledak kemudian berikutnya varian delta, itu tidak bisa terkendali penyebarannya karena minimnya tracing, testing di daerah, hanya Jakarta, Jogja, dan Sumatera Barat yang memadai testing-nya," sambungnya.

Dia kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Dia menegaskan, penggunaan masker saja tidak cukup dan harus disertai dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Tidak hanya menggunakan masker saja, harus ada kombinasi, jaga jarak, kita harus tetap 5 M ini dilakukan dengan disiplin, ini harus didukung oleh institusi baik dari pemerintah, BUMN, swasta," katanya.

Diketahui, varian Corona dari India berjenis Delta B.1617.2 sudah menyebar di sejumlah daerah di Indonesia. Dari Jakarta, Kudus, hingga Bangkalan. Penyebaran varian baru ini pun jadi salah satu pemicu meningkatnya angka kasus COVID-19 di Indonesia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads