Viral video kondisi di RSDC Wisma Atlet yang ramai antrean pasien COVID-19. Terlihat para pasien duduk lesehan menunggu mendapat kamar isolasi.
Dalam video berdurasi 10 detik itu, warga tampak bergantian melakukan pendataan. Para pasien itu terlihat membawa tas dan koper untuk menjalani masa isolasi.
Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M. Arifin membenarkan video antrean pasien itu. Arifin mengatakan peristiwa itu terjadi semalam pukul 21.00 WIB.
"Sekitar pukul 21.00-an, ramainya malam. Tower 4. Bukan OTG, OTG Tower 5. Mulai seminggu terakhir kan memang naik 300, 400, 500, 661 pernah, 500 kembali, pokoknya di atas 300 lah, sampai hari ini juga, semalam kan makanya ada video ramai memang faktanya seperti itu," ujar Arifin, kepada wartawan, Selasa (15/6/2021).
Dia mengatakan pasien yang antre mencapai ratusan. Dia menuturkan pasien harus melakukan pendaftaran lebih dulu untuk mendapat kamar isolasi.
"Yang bergejala harus ditanya dicek, ditensi, kalau tanpa gejala cepat, yang bergejala kan harus dipastikan dia tidak ada keluhan sesak nafas. Proses mendapatkan kamar dan orang yang masuk itu banyak. Jadi antre lah. " kata Arifin.
Mendapt sebaran video IGD wisma atlit semalam... sangat mengkhawatirkan. Stay safe semua. PROKES PERKETAT!
— dr tompi spBP (@dr_tompi) June 14, 2021
Video ini sy gak tau siapa yg rekam, tp semoga bs menjadi pengingat kita semua ya. Bukan untuk menakut2i tp TOLONG PAKE MASKER krn kl ampe sakit dapat ruangannya susah pic.twitter.com/9WWsvT7f0x
Dia mengatakan meningkatkanya pasien COVID di Wisma Atlet didominasi dari warga Jakarta. Arifin berharap bisa ada pengetatan di DKI Jakarta untuk menekan kasus aktif COVID-19.
"Yang ngirim dari Puskesmas kita sendiri kok, yang di Cipayung aja masih akan dikirim nanti 30 dia akan kirim lagi. Padahal sudah berapa ratus dari awal klaster kunjung mengunjung lebaran masih berlangsung, bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya. Jalan harusnya sepi, jangan macet seperti ini berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan," kata dia.
(idn/fjp)