Jakarta -
Di ruang sidang, jaksa menyampaikan keraguan akan status Imam Besar yang disandang Habib Rizieq Shihab, terdakwa kasus swab RS Ummi Bogor. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sampai menanggapi.
Senin (14/6) kemarin, Pengadilan Negeri Jakarta Timur menggelar sidang pembacaan tanggapan (replik) atas pledoi yang seblumnya disampaikan Rizieq. Rizieq telah didakwa membuat keonaran terkait penyebaran hoax tes swab di RS Ummi dan dituntut enam tahun penjara.
Jaksa menyampaikan, Rizieq acap kali menyampaikan kata-kata yang tidak sehat dan emosional. Jaksa juga menilai Rizieq sembarangan menuding lewat pledoi pada persidangan 10 Juni kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah biasa berbohong, manuver jahat, ngotot, keras kepala iblis mana yang merasuki, sangat jahat dan meresahkan, sebagaimana dalam pleidoi. Kebodohan dan kedungungan, serta kebatilan terhadap aturan dijadikan alat oligarki sebagaimana pada pleidoi," kata jaksa.
Kalimat-kalimat tidak etis dinilai jaksa tidak pantas diucapkan oleh tokoh agama. Tapi, Rizieq didengarnya bergelar imam besar. Tepat di sinilah jaksa menilai gelar itu cuma bohong.
"Kalimat-kalimat seperti inilah dilontarkan terdakwa dan tidak seharusnya diucapkan yang mengaku dirinya berakhlakul karimah, tetapi dengan mudahnya terdakwa menggunakan kata-kata kasar sebagaimana di atas. Padahal status terdakwa sebagai guru, yang dituakan, tokoh, dan berilmu ternyata yang didengung-dengungkan sebagaimana imam besar hanya isapan jempol belaka," tutur jaksa.
Selanjutnya, klaim soal jutaan rakyat dan penjelasan MUI:
Klaim soal jutaan rakyat di balik gelar Rizieq
Tentu saja pengacara Rizieq tidak setuju bila dikatakan gelar Imam Besar yang disandang kliennya adalah isapan jempol belaka. Pengacara itu adalah Aziz Yanuar. Dia mengklaim gelar itu diberikan jutaan rakyat Indonesia yang mengikuti aksi 212 pada 2 Desember 2016.
"Begini, jadi kalau dari saya pribadi dan tim kuasa hukum menanggapi soal itu masalah keberatan dengan ucapan atau klaim imam besar, itu hak setiap pribadi ya. Kita tidak pernah memaksa seseorang untuk menganggap Habib Rizieq imam besar, itu tidak pernah. Itu adalah klaim jutaan rakyat Indonesia itu setahu saya. Waktu aksi 212 waktu itu sampai saat ini juga sepengetahuan saya," ujar Aziz disela sidang.
Terkait kata-kata kasar, kata Aziz, Habib Rizieq tidak bermaksud untuk menyinggung orang lain dalam pernyataannya. Menurutnya, ucapan Habib Rizieq itu merupakan bentuk ketegasan. Selain itu, kondisi psikologis Rizieq juga perlu diperhatikan bila hendak memahami kata-kata Rizieq.
"Jika ada yang tersinggung ternyata oleh ucapan beliau, itu adalah urusan mereka masing-masing. Jadi yang dimaksud Habib itu adalah hal-hal yang memang harus diucapkan secara tegas secara jelas," kata Aziz.
Kata MUI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara lewat Wakil Ketua Umum Anwar Abbas. Dia menjelaskan istilah imam dalam agama Islam sebagai pemimpin, bisa dalam level masjid hingga sosial. Lantas bagaimana dengan istilah 'imam besar'?
"Kalau istilah imam besar ya, imam besar Masjid Istiqlal ada kan, ya boleh saja mempergunakan itu," kata Anwar saat dihubungi, Senin (14/6).
 Waketum MUI Anwar Abbas Foto: mui.or.id |
Di ranah politik, sebutan imam besar dan sejenisnya lazim dipakai di Negeri Para Mullah, Iran. "Imam itu bahasa kitanya pemimpin. Pemimpin besar Imam Khomeini, di Syiah ada Imam Khomeini, cuma di Syiah itu ada konsepnya presiden ya, ada raja, ada imam, kalau di Iran itu imam, Imam Khomeini kan," ujarnya.
 Iran's Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei delivers a speech during a ceremony marking the death anniversary of the founder of the Islamic Republic Ayatollah Ruhollah Khomeini, in Tehran, Iran, June 4, 2017. TIMA via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY. Foto: TIMA via REUTERS |
Dalam konteks 'Imam Besar Habib Rizieq Shihab', dia memahai itu sebagai sebutan di internal kelompok Rizieq sendiri.
"Ya boleh saja, istilahnya kan ada istilah ketua umum. Kalau di NU itu ada Tanfidziyah, ada Syuriah, ada Mustasyar kan gitu ya, kalau ketuanya kemarin Pak Shabri Lubis kan FPI, cuma mereka menggunakan istilah imam besar, kaya dewan pembina, kan kalau di partai kan ada ketua dewan pembina itu kan dianggap yang paling tinggi," kata Anwar.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini