Maka dari itu, Aditya enggan memberikan pandangan mengenai siapa yang lebih diunggulkan antara wacana duet Mega-Pro dan Airlangga-AHY. Menurutnya, memilih duet yang cocok dalam Pilpres itu bukan hal yang mudah.
"Semua punya peluang. Cuma persoalannya, peluang itu jadi apa nggak? Siapa pun bisa ingin mencalonkan. Pertanyaannya, bisa jadi apa nggak untuk jadi calon beneran. Mereka sendiri juga tidak yakin apa yang mereka sampaikan. Di balik orang-orang yang menyodorkan nama itu juga punya kepentingan. Jadi menurut saya, publik perlu paham. Menyodorkan nama untuk menjadikan pasangan A dengan pasangan B itu juga ada kepentingan-kepentingan di balik itu. Jadi tidak semudah proses mencalonkan itu," tutup Aditya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pasangan lama kembali muncul, yakni pasangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto (Mega-Pro). Keduanya berpasangan dalam Pilpres 2009. Kini, suara dukungan Mega-Prabowo mencuat dari Pro Mega Center.
Sementara itu, wacana duet Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan juga santer dibunyikan.
(zak/zak)