Syahrial Demokrat Sebut Qodari Overdosis Minta AHY Copot Balitbang

Syahrial Demokrat Sebut Qodari Overdosis Minta AHY Copot Balitbang

Matius Alfons - detikNews
Rabu, 09 Jun 2021 10:32 WIB
Syahrial Nasution.
Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution (dok. Istimewa)
Jakarta -

Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution kembali menyerang Direktur Indo Barometer M Qodari usai wacananya menduetkan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 dianggap halusinasi. Bahkan permintaan M Qodari agar AHY mencopot dirinya dari Balitbang Demokrat dianggap overdosis.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Syahrial. Dia awalnya menyebut Qodari ngawur lantaran upaya menyajikan data-data latar belakang AHY dan Airlangga bisa dilakukan semua orang lewat Google.

"Qodari ngawur lagi. Kalau menyajikan data-data mengenai latar belakang siapa Mas AHY dan Mas Gaga (Airlangga), kemudian menyajikan data siapa Pak SBY lantas membanding-bandingkan dengan AHY, itu normatif sekali. Semua orang bisa dengan mudah mencari di Google tentang biografi mereka. Sekali lagi, bukan hal yang substantif dan strategis," kata Syahrial saat dihubungi, Rabu (9/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahrial lantas menjelaskan masa gemilang pasangan SBY-JK pada 2004. Menurutnya, tidak salah jika Demokrat dan Golkar mengulang masa keemasan tersebut.

"Pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata berada di atas 5%. Tingkat pengangguran turun drastis. Nilai tukar rupiah terhadap USD di bawah Rp 10 ribu. kehidupan demokrasi kebebasan berpendapat dan berekspresi dapat tumbuh subur. Tentu hal itu semua menjadi harapan dan kerinduan masyarakat. Lalu salahnya di mana jika ingin mengulang kembali sukses tersebut?" ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Justru yang aneh adalah ketika peneliti seperti Qodari memasukkan interest pribadi seolah-olah menempatkan posisi PD dan Ketum AHY tidak layak bergandengan dengan Partai Golkar pada Pilpres 2024 yang akan datang. Menyatakan bahwa Mas Gaga dan Golkar akan rugi kalau berkoalisi dengan PD hanya berbasis data biografi," sambungnya.

Dia pun meminta Qodari tidak meremehkan AHY. Menurutnya, Demokrat saat ini tengah berbicara terkait politik strategis demi kemajuan bangsa.

"Karena sesungguhnya kita sedang bicara soal politik strategis dan kemajuan bangsa. Jangan meremehkan AHY dan Partai Demokrat," ujarnya.

Simak reaksi Syahrial saat Qodari minta AHY copot dirinya dari Balitbang Demokrat di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Survei ASI: Prabowo Teratas Berpeluang Capres 2024, Dipepet Ganjar-Anies':

[Gambas:Video 20detik]



Syahrial lalu menanggapi permintaan Qodari agar AHY mencopot dirinya dari Balitbang Demokrat. Dia heran lantaran Qodari yang mendukung KLB Moeldoko lalu memerintah AHY mencopot dirinya.

"Ngawur berikutnya dari Qodari adalah meminta jabatan saya dari Deputi Balitbang DPP PD dicabut, padahal wewenang itu ada pada Ketum AHY. Logikanya di mana, orang yang berpihak terhadap KSP Moeldoko dan KLB Sibolangit meminta Ketum PD yang sah, Mas AHY, mencopot jabatan anak buahnya sendiri? Qodari bukan cuma halu, tapi overdosis!" tegasnya.

Seperti diketahui, perseteruan keduanya dimulai lantaran duet AHY-Airlangga Hartarto dipandang sebelah mata. Qodari menyebut saat itu duet keduanya tidak akan terealisasi.

Perdebatan keduanya pun terjadi dengan membandingkan masa-masa SBY-JK dengan AHY-Airlangga. Hingga akhirnya berujung pada permintaan Qodari agar Syahrial dicopot dari Balitbang Demokrat.

"Tapi cara berpikir Syahrial menurut saya halu ini, sekaligus ini, lalu menyerang pribadi. Menurut saya menunjukkan bahwa ya Pak AHY, Mas AHY harus mencabut Syahrial dari posisi sebagai deputi litbang. Karena tugasnya litbang itu menyampaikan data dan fakta secara objektif, akurat. Nanti data itu kemudian disusunlah katakanlah strategi," ungkapnya.

"Tapi kalau datanya tidak akurat itu namanya garbage in-garbage out, nanti strateginya juga salah. Balik lagi asumsi menyamakan SBY dan AHY itu di mana akurasinya. Kalau kita bicara dalam konteks pengajuan calon presiden. Ini kan konteksnya memasangkan AHY dengan Airlangga Hartarto," lanjutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads