Anggota Komisi II DPR Fraksi PDIP Cornelis mengungkap pengalamannya saat mengikuti tes menjadi aparatur sipil negara (ASN). Cornelis dihadapkan pertanyaan negara dan agama.
Cornelis awalnya memuji MenPAN-RB dan Kepala BKN soal tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK. Dia mengatakan tes itu telah dilakukan dari zaman dahulu.
"Masalah itu memang kami dulu masuk APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri), Pak, dikerjain juga. Caranya sama, Pak. Barang ini sudah lama," kata Cornelis saat RDP dengan MenPAN-RB hingga Kepala BKN di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Dia menekankan bahwa menjadi ASN harus loyal kepada negara. Dia meminta orang yang tak loyal untuk mundur sebagai ASN.
"Kalau memang tidak punya loyalitas kepada negara, Anda minggir. Karena menjadi birokrasi sipil dan militer, di negara mana pun, harus taat dan patuh pada negara, karena dia menjalankan roda pemerintahan ini, rodanya kegiatan negara ini," katanya.
Cornelis bercerita pengalamannya saat Diklat Khusus Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri (Suspimpemdagri). Dia mengatakan memilih negara.
"Karena kami mau masuk pendidikan militer, Suspimpemdagri zaman Pak Rudini, kami juga dites seperti itu. Ada tim ngetes-nya. Karena saya dari aparat pegawai negeri sipil, saya masuk berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1974," kata dia.
"Jadi kalau Bapak-Ibu ini diombang-ambingkan, aku marah, karena dulu aku sakit juga masuk pegawai negeri sipil ini. Gitu juga. Ditanya mengenai radikalisme, ditanya Pancasila, ditanya agama. Mana yang Anda prioritaskan? Pilih salah satu. Ya pilih negaralah karena kita sebagai penyelenggara," kata dia.
Lihat Video: Legislator PDIP Puji MenPAN dan RB-Kepala BKN Sikapi 75 Pegawai KPK
(lir/gbr)