Penghuni Panti Jompo Khusnul Khotimah Pekanbaru, Riau, melaporkan ada bantuan masyarakat yang dijual pegawai. Dinas Sosial (Dinsos) Riau membenarkan adanya bantuan dijual.
"Jadi sudah saya sampaikan bahwa beras itu ada yang membantu, tapi beras itu tak seperti yang sebelum-sebelumnya. Beras ada (dijual)," ujar Kepala UPT Panti Jompo Khusnul Khotimah, Hermon Zuhedi, kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).
Hermon mengatakan beras dan bantuan masyarakat itu dijual karena kebutuhan penghuni telah terpenuhi lewat anggaran APBD Riau. Ia mengklaim uang hasil penjualan bantuan masyarakat tersebut dipakai untuk kebutuhan yang tak dianggarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Digunakan untuk kepentingan yang tidak ada anggarannya. Selama COVID ini beli sarung tangan tidak ada dianggarkan. Tapi sebagian dari sisa itu ada kita bagikan, tapi jumlahnya tidak banyak karena kondisi beras tidak sama," katanya.
![]() |
Terakhir, Hermon menyebut ada bantuan masyarakat yang juga diserahkan kepada panti asuhan lain. Alasannya, tidak terpakai di panti jompo milik pemerintah tersebut.
"Kalau sudah tak terpakai saya serahkan ke panti-panti di Pasir Putih," katanya.
Pernyataan Hermon kemudian dibantah penghuni panti jompo yang mendatangi Dinsos Riau. Mereka mengaku sudah lama tidak menerima uang bantuan yang dijual tersebut.
"Tak ada kami terima, beras ada bantuan 100 (karung). Ada 50 dimasukkan gudang dan sisanya dibawa, dijual," kata Nurlina.
Nenek berusia 60 tahun itu mengatakan pelayanan mulai berubah dan tak sesuai sejak beberapa bulan terakhir. Mereka mengaku hanya menerima bantuan sisa dari masyarakat.
"Kami dapat bantuan sisa, biasanya kalau ada bantuan langsung diserahkan ke kita. Sekarang kalau ada bantuan dipilih-pilih dulu sama mereka (pegawai) baru dikasih sama kami, bantuan makanan juga sama, roti dan yang lain dibawa pulang," katanya.
Mirisnya, saat akan menyampaikan protes, mereka malah diancam. Mereka diminta keluar dari panti jompo yang didanai APBD tersebut.
(ras/jbr)