Viral Vaksin COVID-19 Disebut Mengandung Magnet, Kemenkes Pastikan Hoax

Viral Vaksin COVID-19 Disebut Mengandung Magnet, Kemenkes Pastikan Hoax

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Jumat, 28 Mei 2021 06:14 WIB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi
Foto: Siti Nadia Tamizi (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Viral di media sosial yang menyebutkan efek setelah vaksin COVID-19 bisa menimbulkan reaksi magnetis. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan vaksin disebut mengandung magnet merupakan informasi bohong atau hoax (hoaks).

"Ini hoax ya," kata juru bicara vaksin Kemenkes, Siti Nadia Tamizi kepada wartawan, Kamis (27/5/2021).

Nadia mengatakan vaksin COVID-19 mengandung sejumlah bahan yang langsung menyebar ke seluruh jaringan tanpa menyisakan cairan di titik injeksi. Uang logam yang menempel di permukaan kulit dalam video viral tersebut pun menurut Nadia karena cairan keringat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Vaksin mengandung bahan aktif dan nonaktif, di mana bahan aktif berisi antigen dan bahan non aktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikkan masih baik, ada pun jumlah cairan yang disuntikkan hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar di seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada carian yang akan tersisa di tempat bekas suntikan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Nadia uang juga mengandung nikel yang tak bisa menimbulkan magnetis.

ADVERTISEMENT

"Logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang logam seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan logam yang bisa menempel karena daya magnet," imbuhnya.

Simak video 'Viral Video Sebut Vaksin Corona Timbulkan Reaksi Magnetis di Tubuh':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Viral Vaksin COVID-19 Mengandung Magnet

Narasi yang menyebutkan vaksin COVID-19 dapat menimbulkan reaksi magnetis pada tubuh sebelumnya beredar di media sosial. Dalam beberapa unggahan, tersemat pula video yang memperlihatkan sejumlah orang membuktikan kebenaran narasi tersebut.

Mereka tampak membuktikan kebenaran narasi reaksi magnetis itu dengan menempelkan magnet pada bagian lengan bekas suntikan vaksin COVID-19. Hasilnya, magnet-magnet itu pun menempel di lengan para penerima vaksin tersebut.

Dari unggahan tersebut, spekulasi kemudian berkembang mengenai adanya microchip magnetis dalam vaksin COVID-19. Microchip magnetis itu yang dianggap menyebabkan tubuh bereaksi seperti magnet. Lantas, benarkah ada microchip magnetis dalam vaksin COVID-19 dan menimbulkan reaksi pada tubuh?

Ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat Eric Palm menegaskan tidak mungkin ada microchip magnetis yang terbawa dalam suntikan vaksin COVID-19. Palm menjelaskan ukuran jarum vaksin yang sangat kecil, yakni sepersekian milimeter, hanya akan mampu membawa partikel magnetis dengan kadar yang sangat rendah.

Halaman 2 dari 2
(rfs/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads