Sengkarut Kasus Ibu-Bayi Wafat Usai Persalinan di Sumut

Round-Up

Sengkarut Kasus Ibu-Bayi Wafat Usai Persalinan di Sumut

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 21 Mei 2021 20:10 WIB
RS Bunda Mulia, Asahan (Perdana-detikcom)
Foto: RS Bunda Mulia, Asahan (Perdana-detikcom)
Asahan -

Ibu dan bayi di Asahan, Sumatera Utara (Sumut), meninggal dunia tak lama usai persalinan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Asahan pun turun tangan mengurai sengkarut kasus ini.

Kasus ini mencuat usai tudingan kesalahan pihak RS diunggah oleh akun Facebook Yulia Sinagaa. Ada beberapa foto dan narasi terkait pelayanan rumah sakit yang disebutnya tidak maksimal hingga dia harus kehilangan kakak ipar dan keponakannya yang baru lahir.

"Karena kelalaian dan sepele petugas medis nyawa pun hilang," tulis Yulia seperti dilihat detikcom pada Selasa (18/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menuliskan cerita tentang penanganan istri abang kandungnya tersebut. Yulia menuding pihak RS tak memberi pelayanan yang baik dan berujung pada meninggalnya kakak ipar dan bayi yang baru dilahirkan tak lama usai persalinan.

Mertua pasien, Rindu br Aritonang (55), juga menceritakan hal yang sama saat ditemui di kediamannya. Rindu mengaku melihat pelayanan RS yang bertele-tele. Dia menuding hal itu menjadi penyebab menantunya meninggal usai persalinan.

ADVERTISEMENT

"Jadi mulanya itu hari Sabtu, tanggal 15 Mei menantuku mau melahirkan, pertama dibawa pertama ke Puskesmas lalu dianjurkan ke rumah sakit. Kami sampai di rumah sakit itu sekitar jam 9 malam," kata Rindu.

Rindu menyebut menantunya tak langsung ditangani saat tiba di RS karena belum ada dokter. Dia menyebut hanya ada beberapa perawat yang memeriksa, padahal menantunya sudah merasakan sakit.

"Malam itu di rumah sakit, perawat di sana bilang masih bisa melahirkan normal ini, jadi kami tunggu juga sambil menunggu dokter datang," kata dia.

Dia mengatakan menantunya makin melemah dan belum mendapatkan penanganan dokter hingga keesokan harinya. Keluarga yang makin cemas, katanya, meminta operasi segera dilakukan.

"Itu dari Sabtu malam jam 9 kami di rumah sakit sampai besoknya hari Minggu sore sekitar jam 5 barulah dioperasi menantuku ini. Hasilnya lahirlah cucuku perempuan dan sudah meninggal," ujarnya.

Ibu dari bayi tersebut kemudian meninggal pada Senin (17/5) pagi. Pihak keluarga menuding lambatnya penanganan RS menjadi pemicu musibah ini.

RS Tepis Tuduhan Keluarga

Penanggungjawab RS Bunda Mulia Kisaran, Binsar P Sitanggang, buka suara soal masalah tersebut. Dia mengklaim pihaknya telah melakukan pelayanan sesuai standar. Binsar menyebut pasien datang dalam kondisi normal dan tidak ada indikasi operasi.

"Pasien datang dalam kondisi fisiologis normal tidak ada indikasi operasi," ujar Binsar.

Dia menuding keluarga menyuruh pasien merangkak sejauh 5 meter selama 2 jam. Hal itu, katanya, menyebabkan gangguan pada rahim.

"Ada intervensi keluarga untuk menyuruh pasien jongkok dan merangkak merangkak sejauh lima meter itu selama dua jam. Sehingga lepas plasenta di dalam rahim hingga dilakukan operasi," kata Binsar.

Ambulans Ditendang Saat Antar Jenazah

Pihak RS Bunda Mulia, Kisaran, Asahan, juga melapor ke polisi usai ambulans mereka ditendang warga. Ambulans ditendang saat mengantar jenazah ibu dan bayi yang wafat usai persalinan.

"Kami antar pasien ini ke rumahnya menggunakan ambulans namun sampai rumah ambulans kami ditendang sampai penyok. Kami sudah laporkan ke polisi," kata Binsar.

RS di Asahan lapor polisi gegara ambulans ditendang saat antar jenazah ibu-bayi wafat usai persalinanRS di Asahan lapor polisi gegara ambulans ditendang saat antar jenazah ibu-bayi wafat usai persalinan Foto: Perdana Ramadhan-detikcom

Binsar menyebut sopir ambulans mengantar jenazah bersama seorang perawat ke rumah duka di Kecamatan Air Joman, Asahan, pada Senin (17/5). Saat itulah diduga ada yang menendang ambulans hingga penyok.

Dia turut memperlihatkan bukti laporan polisi nomor STBL/192/V/2021/SPKT/Polres Asahan/Polda Sumut. Binsar menyayangkan peristiwa tersebut.

"Apalagi kasus ini sudah menjadi viral di sosial media. Jika tak senang dengan pelayanannya silakan tuntut sesuai jalurnya, saya layani," ujar Binsar.

Dinkes Asahan Turun Tangan

Terbaru, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan memeriksa pihak Rumah Sakit (RS) Bunda Mulia, Kisaran, yang disalahkan keluarga setelah ibu dan bayi meninggal seusai persalinan. Apa hasilnya?

"Kami sudah sidak dan periksa rumah sakit kemarin. Kalau penanganan yang dilakukan rumah sakit sudah sesuai standar. Masalahnya, sikap masyarakatnya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Asahan, Darma Halim, saat dimintai konfirmasi, Jumat (21/5/2021).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, katanya, Dinkes tak menemukan dugaan pelanggaran oleh pihak RS Bunda Mulia. Menurutnya, prosedur pelayanan telah dilakukan sesuai standar RS tersebut.

"Ini hasil sementara ini, kalau SOP semua sudah sesuai. Kami saat ini sudah tugaskan tim audit maternal perinatal. Merekalah nanti ahli-ahli yang mempelajari masalah persalinan dan mengevaluasi kembali. Jadi kemarin itu termasuk penghimpunan informasi awal memang semuanya sudah sesuai," kata Darma Halim.

Darma Halim turut menyoroti keterangan pihak RS soal pasien yang meninggal diminta keluarga untuk merangkak sejauh 5 meter selama 2 jam. Jika memang benar, katanya, hal itu merupakan tindakan yang tak benar secara medis.

"Di situ kan ada petugas, ada perawatnya. Dokter dan perawat lebih tahu kondisi (pasien). Itulah sikap keluarganya, sebetulnya dalam pelaksanaannya nggak boleh ada itu biar cepat lahir, bergerak itu bukan secara medis," kata dia.

Pihak keluarga belum memberi tanggapan terkait keterangan pihak RS.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads