Pengemudi (driver) ojek online (ojol) parkir di trotoar Jl Prof Dr Satrio Kuningan hingga bikin sempit jalan depan di Stasiun Manggarai. Salah satu perusahaan penyedia jasa ojek online, Grab, menanggapi kondisi parkir ojol ini.
"Sebagai platform yang terlibat di bidang transportasi, Grab juga berupaya menggunakan teknologi untuk menjawab tantangan kemacetan dan lahan parkir saat ini," kata Director of Gobernment Affairs and Strategic Collaborations, Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq, dalam keterangan tertulis kepada detikcom Do Your Magic, Jumat (21/5/2021).
Upaya Grab dalam mengatasi masalah ini, kata Uun Ainurrofiq, adalah penggunaan sistem pemetaan yang memudahkan operasional driver ojol. Selain itu, pelanggan bisa lebih mudah memesan ojol. Bila penjemputan penumpang lebih efektif, gangguan lalu lintas bisa dikurangi. Ada pula edukasi lalu lintas untuk driver ojol mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara berkala kami pun terus berkomitmen untuk memberikan edukasi mengenai cara berkendara yang aman dan sesuai peraturan kepada Mitra Pengemudi kami melalui online training GrabAcademy. Platform online ini dapat diakses kapan saja dan dimana baja oleh Mitra Pengemudi sehingga proses edukasi dapat berjalan secara berkesinambungan," kata Uun.
![]() |
Untuk mencegah kerumunan di era pandemi COVID-19 ini, Grab menggunakan teknologi geofencing. Aplikasi ini bisa mendeteksi kerumunan dan memberi peringatan kepada driver ojol Grab yang berada dalam kerumunan di bawah jarak 1 meter dan lebih dari 3 orang. Teknologi geofencing juga menghindarkan penjemputan dan penurunan penumpang di zona merah COVID-19. Teknologi ini disebutnya diterapkan pertama oleh aplikasi Grab.
"Kami terus menerima masukan untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan fitur, fasilitas serta layanan Grab. Kami pun melakukan diskusi berkelanjutan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk semakin menyempurnakan kualitas pelayanan dan kepatuhan terhadap tata tertib lalu lintas," kata Grab.
Selanjutnya, pantauan detikcom: