Muhammadiyah Kecam Guru Ngaji Cabuli Murid di Masjid: Tak Punya Iman!

Muhammadiyah Kecam Guru Ngaji Cabuli Murid di Masjid: Tak Punya Iman!

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 18 Mei 2021 08:35 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H Dadang Kahmad
Dadang Kahmad (Dok. Muhammadiyah)
Jakarta -

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengecam guru ngaji di Kabupaten Bekasi yang mencabuli murid berkali-kali. Muhammadiyah menilai guru ngaji yang melakukan tindakan asusila itu tidak punya iman dan moral.

"Saya katakan dia tidak punya iman. Walaupun guru ngaji tidak punya iman, tidak berakhlak baik," kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad kepada wartawan, Senin (17/5/2021).

Dadang mendorong agar guru ngaji mesum itu dihukum tegas. Guru ngaji, kata Dadang, harusnya melakukan kebaikan, bukan kemaksiatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira kalau dia melanggar hukum ya harus dihukum. Apalagi hukumannya juga dari negara juga hukum sosial, oleh masyarakat akan dikucilkan, ada dihinakan, orang yang seharusnya mengajarkan kebaikan kok dia melakukan kejahatan, kemaksiatan," tutur dia.

Dadang mengatakan guru ngaji juga digoda oleh setan untuk melakukan perbuatan maksiat. Namun Dadang mengingatkan agar meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

ADVERTISEMENT

"Memang setan itu kan juga banyak tingkatannya, guru ngaji itu juga digoda setan. Oleh karena itu, saya kira keimaman itu harus kuat, juga moralitas juga harus kuat sehingga tidak akan tergoda oleh godaan-godaan yang menjerumuskan. Apalagi seorang guru ngaji itu kan mungkin aibnya akan lebih besar dibandingkan dengan orang biasa," sebut Dadang.

"Jadi pelajaran bagi kita untuk berhati-hati dalam menjaga akhlak, sehingga akhlak itu menjadi pegangan akhlak yang baik," sambungnya.

Kepada orang yang diberi amanah pengetahuan oleh Allah, Dadang meminta mereka menjaga penampilan dan kelakuan. Dia menegaskan antara pengetahuan agama dan akhlak harus seimbang.

"Kepada seluruh yang diberi amanah oleh Allah untuk punya pengetahuan agama untuk menjaga penampilan, menjaga kelakuan harus sesuai dengan apa yang kita ketahui, kita ajarkan jangan sampai terjadi ketimpangan antara pengetahuan agama dengan kelakuan, dengan akhlak. Sebab, orang itu akan memandang itu akhlaknya, bukan pengetahuannya," kata dia.

Lihat juga video 'Begini Pengakuan Guru Ngaji di Cianjur yang Cabuli 5 Muridnya':

[Gambas:Video 20detik]



Simak respons Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengenai kasus ini pada halaman selanjutnya.

Saran DMI

Dewan Masjid Indonesia (DMI) turut angkat suara perihal guru mengaji yang mencabuli murid perempuan berulang kali di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. DMI mendorong guru ngaji mengajar muridnya yang sesama jenis.

"Itulah makanya Islam menganjurkan kesetaraan gender. Mungkin akan lebih baik jika dipikirkan untuk mengurangi atau menghindari agar kasus serupa tak terulang, selanjutnya agar pengajar dan murid adalah orang dengan gender sejenis," kata Sekjem DMI Imam Addaruquthni kepada wartawan, Senin (17/5/2021).

Imam menyoroti guru ngaji yang melakukan tindak asusila itu. Dia menyinggung keanehan yang dilakukan manusia.

"Ya itulah keanehan manusia, ada yang guru ngaji tapi mesum melulu, ada yang ngaku aparatur negara, ada yang angkat sumpah sebagai pejabat tapi mikirnya korupsi melulu," kata Imam.

"Ada yang karena jabatannya ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat tapi mikirnya gimana rakyat dibikin tambah sengsara, ada yang tugasnya ngamanin masyarakat tapi bikin masyarakat aman karena senjatanya dar, der, dar, der nembaki orang, dan sebagainya. Tidak sedikit orang yang kebangetan rusak moral dan mentalnya," sambungnya.

Imam mengaku prihatin terhadap tindakan mesum guru ngaji tersebut. Dia menilai harusnya guru ngaji tidak melakukan tindakan mesum.

"Paling prihatin untuk semua itu. Orang yang ngaco dan rusak itu ada di mana-mana. Kok guru ngaji mikir dan aksinya mesum. Siapa lagi ya orang-orang baik yang tersisa," jelas dia.

Untuk diketahui, Ujang Beni Ambari (41), seorang guru ngaji di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memperkosa muridnya yang berusia 15 tahun. Tindakan itu dilakukan berkali-kali di dalam masjid.

Pemerkosaan itu terjadi di kamar marbut di dalam masjid di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada 11 Mei 2021. Mulanya, pelaku datang ke rumah korban pada pukul 00.00 WIB.

"Kan Ujang sebagai marbut dan pengajar ngaji, (korban) dijemput dan langsung (diantar) ke masjid," ujar Kanit Reskrim Polsek Setu Iptu Kukuh Setio Utomo ketika dihubungi detikcom, Senin (17/5).

Selama di perjalanan, korban diiming-imingi akan diberi mukena dan uang Rp 400 ribu. Setelah itu, korban dibawa ke dalam kamar marbut di dalam masjid.

"(Pencabulan terjadi) di dalam masjid, ada kamar, samping mimbar," terang Kukuh.

Halaman 2 dari 2
(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads