Warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) digegerkan dengan kasus sate beracun yang mengakibatkan seorang anak driver ojek online (ojol) tewas, Naba Faiz Prasetya (8). Setelah diperiksa racun yang terkandung dalam sate adalah sianida.
Usai seminggu lebih menyidik, polisi akhirnya mengungkap pemberi sianida pada sate yang membunuh Naba Faiz Prasetya. Pelakunya adalah seorang wanita.
"Setelah lidik empat hari berhasil mengerucut kepada seseorang dan pada hari Jumat (30/4) kami berhasil mengamankan NA, seorang pekerja swasta asal Majalengka," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satria saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui pada 2016 lalu, kasus pembunuhan dengan racun sianida menyita perhatian publik. Dalam kasus itu pelaku yang bernama Jessica Kumala Wongso meracuni sahabatnya Wayan Mirna Salihin dengan sianida yang dimasukkan dalam gelas kopi vietnam korban di sebuah restoran di Jakarta Pusat (Jakpus).
Kembali ke kasus sate sianida, tersangka NA yang dimaksud polisi adalah Nani Aprilliani Nurjaman(25), warga Dusun Sukaasih, Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang tinggal di Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Bantul, DIY.
Saat ini, kata Burkan, untuk Nani telah ditahan di Polres Bantul. Selain menangkap Nani, polisi juga mengamankan berbagai barang bukti, di antaranya dua unit motor matik, sepasang sandal, uang tunai Rp 30 ribu, kunci motor dan satu buah helm berwarna merah.
"Kemudian ada beberapa plastik kombinasi garis merah berisi 6 tusuk sate dan saus kacang. Kalau uang Rp 30 ribu itu yang dipakai untuk bayar ojolnya," katanya.
Seperti apa kronologi kasusnya? Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Kronologi Kasus
Diberitakan sebelumnya, ayah korban yang berprofesi sebagai driver ojol, Bandiman (47) mengaku didatangi seorang wanita saat sedang beristirahat di samping sebuah Masjid di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta tepatnya seberang kantor Radio Geronimo Minggu (25/4). Wanita tersebut meminta Bandiman mengirimkan paket takjil tersebut ke daerah Bangunjiwo, Bantul tanpa melalui aplikasi.
Bandiman pun menerima permintaan wanita tersebut. Namun saat paket takjil itu diantar ke alamat penerima, pihak penerima mengaku tidak mengenal wanita misterius tersebut. Sehingga paket takjil tersebut diberikan ke Bandiman sebagai menu buka puasa.
Nahas, setiba di rumah takjil itu disantap Bandiman dan keluarganya. Namun tak lama istri dan anak keduanya yang bernama Naba muntah-muntah sehingga dilarikan ke rumah sakit. Istri Bandiman selamat, nahas putra keduanya justru meninggal.
"Kalau dokternya saat itu bilang positif kena racun. Tapi racun jenis apa masih menunggu hasil lab. Saya tanya polisi masih menunggu hasil laboratorium. Karena kalau racun bisana reaksinya nunggu 2 jam. Nah ini kok langsung bereaksi," ujar Bandiman saat ditemui di kediamannya, Pedukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Selasa (27/4).
Pengungkapan Kasus
Dalam proses penyelidikan itu, polisi menemukan keunikan dari bungkus sate yang dibeli Nani. Bungkus sate beracun dan tatanan lontong yang dibeli pelaku memiliki ciri khas yang jadi petunjuk penting dalam mengungkap kasus takjil sianida ini.
"Kunci pengungkapan itu dari bumbu satenya yang terbilang unik dan bungkus sate warna kuning, kan jarang itu lalu kami cari. Penjual satenya ternyata di sekitar (Kemantren) Umbulharjo," katanya Burkan.
Selain itu, sate yang dibeli Nani memiliki pengemasan yang unik untuk lontongnya. Dari situlah polisi menelusuri siapa pembeli sate tersebut.
"Dan lontongnya dibungkus seperti lopis, terus sate yang buka siang hari kan bisa dihitung," ucapnya.
"Tapi yang paling berperan dalam pengungkapan kasus ini dari keterangan saksi-saksi yang dilanjutkan penyelidikan," imbuh Burkan.
Simak selengkpanya soal motif pelaku.
Motif Nani Menaruh Racun di Sate
Sesuai yang disampaikan kepada pengemudi ojek online (ojol) Bandiman, takjil sate beracun itu semula hendak dikirimkan kepada Tomy. Tomy merupakan warga Perumahan Villa Bukit Asri Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul. Menurut polisi, ternyata lelaki tersebut adalah seorang aparatur sipil negara (ASN).
Informasi yang berkembang menyebut bahwa Tomy adalah anggota Satreskrim Polresta Yogyakarta. Namun ketika dimintai konfirmasi tentang informasi tersebut, Burkan enggan menjawabnya. Dia berdalih akan lebih fokus terhadap kasus yang berujung menewaskan seorang bocah tersebut.
"Kan kita ini belum tahu targetnya T atau keluarganya. Jadi apakah T atau keluarganya yang ditarget belum tahu pasti," ucapnya menjawab pertanyaan apakah Tomy seorang anggota Polresta Yogyakarta.
Namun demikian, Burkan menyebut antara Nani dan Tomy sudah saling mengenal. "Pernah berhubungan sebelum dia (Tomy) menikah," imbuh Burkan.
Burkan mengungkap keduanya sudah lama saling mengenal. Selain itu, Nani juga sudah lama tinggal di Yogyakarta. Selama itu pula Tomy yang merupakan ASN itu mengenal Nani yang pekerja swasta.
"Tersangka sudah lama di sini (Yogyakarta), bisa kenal karena dia (Nani) pekerja swasta di Yogyakarta," ujarnya.
Namun tak berapa lama, Burkan mengungkapkan hal sesungguhnya dibalik kebencian Nani pada Tomy. Kebencian disebabkan oleh asmara mereka yang kandas.
"Motifnya sakit hati. Karena ternyata si target menikah dengan orang lain dan bukan dengan dirinya. Tidak (cinta segitiga), itu karena sakit hati,"tutur Burkan.
Nani Terancam Hukuman Mati
Polisi pun menjerat Nani dengan pasal pembunuhan berencana, di mana hukuman pidana maksimal adalah hukuman mati. "Maka dari itu peristiwa ini tersangka dikenakan pasal 340 (KUHP tentang pembunuhan berencana). Untuk ancaman hukumannya seumur hidup atau hukuman mati dan paling lama penjara 20 tahun,"tegas Burkan.
Burkan menjelaskan Nani telah membeli sianida secara online sejak beberapa waktu yang lalu. Terlebih, dia berpenampilan berbeda saat menemui Bandiman untuk meminta tolong mengantarkan takjil sianida tersebut.
"Dari peristiwa ini dapat disimpulkan sudah dirancang beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya, untuk yang pesan KCN (racun sianida) 3 bulan," ucapnya.
"Kemudian dia menggunakan jaket warna krem saat bertemu ojol tapi dibuang tersangka dan ini masih kami cari. Terus dia berganti motor dengan temannya, berjilbab padahal dia tidak pernah pakai jilbab. Karena itu ini sudah direncanakan," imbuhnya.
Selain itu, dugaan perbuatan ini sudah direncanakan juga dikuatkan dari kendaraan matik yang digunakan Nani Aprilliani. Saat mengorder secaraofflinekepada Bandiman, Burkan menjelaskan motor yang dipakai Nani milik rekannya.
"Motor yang diajak tukeran itu punya temannya tersangka," katanya.
Simak Video "Jerat Pasal Pembunuhan Berencana untuk Nani Peracik Takjil Sianida"
[Gambas:Video 20detik]
(aud/maa)