Setiap peristiwa dalam hidup ada pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. Begitu pun dengan kisah Luqmanul Hakim seperti diceritakan Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum berikut ini.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar mengatakan, Luqmanul Hakim adalah orang biasa. Dia tidak lahir dari kalangan nabi. Akan tetapi namanya diabadikan menjadi satu surat dalam Al Quran.
"Luqman ini menarik ya karena (dia) adalah orang biasa. Bukan nabi bukan siapa-siapa," kata Prof Nasaruddin dalam detikKultum detikcom, Kamis 29 April 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan Luqman adalah single parent yang membesarkan putranya hingga sukses menjadi anak sholeh. Dia senantiasa mendidik dan mengingatkan anaknya dengan tutur kata yang baik. Menurut Prof Nasaruddin, kesantunan dalam bertutur inilah yang menjadi pelajaran dalam surat Luqman.
Pelajaran lain yang tidak kalah penting dan menarik dari kisah Luqman adalah kebijaksaannya dalam mengambil sikap atas kritik dari masyarakat.
Dikisahkan pada suatu ketika Luqman dan putranya hendak pergi ke pasar dengan menaiki seekor himar (keledai). Lalu, lewatlah keduanya di suatu kumpulan masyarakat. Mereka berkata, "Masya Allah bapak, apa kamu nggak kasihan, masak himar kecilnya begitu dinaiki dua orang. Nggak ada perikebinatangannya," kata mereka.
Akhirnya anaknya disuruh turun. Lalu, bertemu lagi dengan kumpulan masyarakat yang berbeda. Mereka berkata,"Ya Allah orang tua itu nggak tahu malu, tega-teganya masak dia naik himar anaknya nuntun," Akhirnya Luqman pun turun dan gantian anaknya yang naik.
Sesampainya di suatu kumpulan masyarakat, keduanya mendapat cercaan lagi. "Masak anaknya yang muda dan kuat itu naik himar sementara dia nuntun. Padahal sudah tua," Akhirnya keduanya memutuskan untuk turun dan menuntun himar. Dan sama seperti sebelumnya, saat bertemu kumpulan masyarakat mereka mengatakan Luqman dan putranya adalah orang yang bodoh karena tidak mengerti fungsi himar.
Kisah tersebut menggambarkan tentang keadaan masyarakat yang memiliki pandangan berbeda terhadap suatu hal. Prof Nasaruddin mengatakan, itulah yang menjadi tugas kita untuk bijaksana dalam menentukan pilihan. Bagaimana caranya?
Selengkapnya detikKultum bersama Prof Nasarudin Umar: Sisi Lain Luqmanul Hakim tonton DI SINI.
(erd/erd)