Warga Johar Baru yang resah oleh tawuran ingin agar Jembatan Kota Paris dibongkar supaya kerusuhan tak mampir ke lingkungannya. Pakar tata kota menyebut masalah tawuran tak mungkin diselesaikan dengan membongkar Jembatan Kota Paris.
"Bukan di masalah jembatan. Akar tawuran apa? Itu jembatan hanya media tempat di mana tawuran berlangsung. Akarnya apakah sudah jadi budaya mereka, sikap antargeng, antarkelompok yang sudah terjadi bertahun-tahun," ucap peneliti tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, saat dihubungi, Jumat (23/4/2021).
Selain itu, perbaikan komunikasi dinilai penting oleh Yayat. Pertemuan antartokoh masyarakat perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan hambatan komunikasi, konflik itu lebih penting daripada membongkar jembatan. Pertemukanlah tokoh-tokoh di masyarakat," katanya.
![]() |
Yayat berpendapat ada beberapa masalah yang biasanya menjadi penyebab tawuran sehingga inti masalahnya perlu ditemukan.
"Akar masalah begitu, apakah ada rebutan ekonomi, persoalan kepentingan lain, penguasaan ruang, tempat usaha, kegiatan, pasti ada peyebabnya," ujarnya.
![]() |
Selanjutnya, pemerintah perlu menata kawasan Johar Baru rawan tawuran:
Maka pemerintah perlu melakukan beberapa langkah, seperti pengembangan wilayah hingga membuka lapangan kerja.
"Makanya perlu ditata, membuka ruang kerja, yang penting lapangan usaha. Didata yang berantem, 'Apa kerjaannya?' Nggak ada kerjaan, kerjaan berantem. 'Ini kerjaan'," kata Yayat.
"Tawuran itu karena banyak waktu luang. Nggak ada kerjaan lain. Perang di media, perang di HP, nggak ada kerjaan. Kalau ada kerjaan, sehari aja sibuk (jadi tidak tawuran)," katanya.
Jembatan Kota Paris yang menghubungkan Kampung Kota Paris Kelurahan Tanah Tinggi dan Kelurahan Kampung Rawa di Kecamatan Johar Baru. Warga ingin agar jembatan itu dirobohkan. Rencana perobohan masih dibahas di tingkat Kota Jakarta Pusat.