Raibnya KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah 'Bukan Terbitan Resmi'

Round-Up

Raibnya KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah 'Bukan Terbitan Resmi'

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 20 Apr 2021 20:02 WIB
KH Hasyim Asyari
KH Hasyim Asy'ari (Foto: dok istimewa)
Jakarta -

Kehebohan muncul saat nama KH Hasyim Asy'ari tidak termuat dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Terang saja hal ini menuai protes dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebab nama pendirinya tidak tercantum dalam kamus sejarah itu.

Protes keras disampaikan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Sekjen PKB meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dari peredaran.

"PKB protes keras karena KH Hasyim Asy'ari enggak tertulis dalam kamus sejarah Indonesia terbitan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, sementara Abu Bakar Ba'asyir yang ditahan negara malah ada," kata Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pahlawan nasional sekaligus pendiri NU tidak diakui oleh buku terbitan Kemendikbud. Sementara tokoh yang dianggap penyokong radikalisme malah mendapat tempat di buku terbitan Kemendikbud. Ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini," imbuhnya.

Elite PKB lainnya, Syaiful Huda, meminta agar kamus sejarah dimaksud ditarik dari peredaran. Ketua Komisi X DPR RI, yang bermitra dengan Kemendikbud, berharap ada perbaikan sebelum Kamus Sejarah Jilid I itu tersebut diterbitkan lagi.

ADVERTISEMENT

"Setelah membaca dan mendengar pandangan dari banyak kalangan kami meminta Kemendikbud untuk menarik sementara Kamus Sejarah Indonesia baik jilid I dan Jilid II dari peredaran. Kami berharap ada perbaikan konten atau revisi sebelum kembali diterbitkan dan digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata pelajaran sejarah," ujar Huda.

Huda menjelaskan pada sampul Kamus Sejarah Jilid I buatan Kemendikbud memang ada gambar KH Hasyim Asy'ari. Namun tak ada penjelasan mengenai kiprah perjuangannya dalam kamusnya.

"Anehnya di sampul Kamus Sejarah Jilid I ini ada gambar KH Hasyim Asy'ari, tapi dalam kontennya tidak dimasukkan sejarah dan kiprah perjuangan beliau. Lebih aneh lagi ada nama-nama tokoh lain yang masuk kamus ini, termasuk nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh militer Jepang Harada Kumaichi, yang dipandang berkontribusi dalam proses pembentukan negara Indonesia," sesal Huda.

Sukarno-Hatta pun disebut tak masuk dalam informasi khusus. Bagaimana penjelasannya?

Huda juga menyebut ada kejanggalan pada Kamus Sejarah Indonesia Jilid II, di mana nama Sukarno dan Hatta tidak masuk dalam informasi khusus meski masuk pada penjelasan di awal kamus. Dia menegaskan, dengan format penyusunan kamus yang memasukkan tokoh yang berperan dalam pembentukan maupun pembangunan negara secara alfabetis, tidak ada alasan nama Sukarno dan Hatta tidak dicantumkan.

"Justru ada nama tokoh yang tidak jelas kontribusinya dalam proses pembentukan maupun pembangunan bangsa masuk entri khusus untuk diuraikan background personalnya," keluhnya.

Apa penjelasan Kemendikbud akan hal ini?

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyebut Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah dicetak dan diterbitkan secara resmi. Hilmar menuturkan naskah Kamus Sejarah Indonesia Jilid I disusun sebelum Nadiem Makarim menjabat sebagai Mendikbud. Hingga kini belum ada rencana penerbitan kamus sejarah dimaksud.

"Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," kata Hilmar dalam keterangannya yang diunggah di situs Kemendikbud, Selasa (20/4/2021).

"Naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut," imbuh Hilmar.

Lebih lanjut, Hilmar menyebut Kemendikbud selalu bersandar kepada pemikiran para tokoh bangsa, termasuk KH Hasyim Asy'ari, dalam setiap pengambilan kebijakan. Dia mengingatkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan Kemendikbud terkait untuk mengenang jasa KH Hasyim Asy'ari.

"Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH Hasyim Asy'ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri," sebutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads